Review Album: DAY6 - Band Aid

Satu kata yang perlu ditekankan di awal review ini adalah Iya, ada perubahan ranking album favorit DAY6 dalam postingan ini. Kalau biasanya dan selalu aku sebut bahwa album DAY6 yang bertengger di ranking 1 menurutku adalah Entropy, dalam postingan ini terjadi perubahan. Setelah menamatkan dua album baru DAY6 di tahun 2024 ini, ranking #1 digeser oleh FOUREVER. Untuk review FOUREVER bisa dibaca di sini, sementara postingan ini akan menceritakan soal album Band-Aid yang sudah dirilis 3 September lalu.

Album Band-Aid ini awalnya not my cup of tea soalnya di album ini DAY6 beneran break-through dan berjalan ke arah musikalitas yang cukup berbeda dari album-album sebelumnya. Di FOUREVER masih bisa ditangkap warna-warna DAY6 dari album-album sebelumnya ditambah dengan corak Even of Day. Tapi Band-Aid ini jauh lebih eksperimental. Kesan pertamaku ke album ini adalah album ini akan menjadi least favourite album kayak Shoot Me. Karena title track-nya aja yaitu Melt Down bukan tipikal musik yang aku suka, sama seperti Shoot Me. Namun setelah mendengar Shoot Me langsung di konser, aku mengubah pikiran. Shoot Me mungkin masih jadi least favourite album tapi ngga dipungkiri juga bahwa semua lagu di dalam album tersebut aku suka, khususnya Somehow, Talking to, dan Still.

Bicara soal visual jacket albumnya juga sebenarnya sangat not my style soalnya di sini stylist DAY6 seperti trying too hard. Padahal di MV Teaser pre-release album styling mereka sangat oke. Memang DAY6 paling cakep kalau ngga didandanin lebay dan dikasih baju ala-ala abang tongkrongan band biasa aja. Kalau too hard rock atau terlalu heavy make up-nya aku ngga terlalu suka. Malah aku lebih suka jacket concept album FOUREVER. Namun ada pengecualian di desain album yang mana menurutku perkembangan luar biasa dari Studio J. Dibandingkan album-album sebelumnya, Band-Aid ini inklusifnya banyak banget dan desainnya bagus banget. Baru kali ini Studio J niat banget ngasih konsep desain album.

Sayangnya... tetep minus bahwa ini konsep album ngga kemana-mana alias chaotic banget kayak ngga ada ceritanya. Misal nih kalau Studio J stick ke konsep Band-Aid alias DAY6 sebagai band yang ngasih pertolongan pertama ke hati yang luka, harusnya styling dan cerita lagunya disesuaikan dengan konsep tersebut. Nah, eksekusi dari konsep, cerita, hingga styling di album Band-Aid ini ngga se-nyambung album-album terdahulu DAY6 contohnya: The Book of Us series dan Youth series atau album dari Everyday6 era Moonrise dan Sunrise. Bener-bener istilah jawanya adalah ngga ngalor ngga ngidul.

Anyway despite the flaws and confused concept, ini saatnya kita break-down ke track-track yang ada di Extended Play ke-9 dan menandai 9 tahun karir DAY6 hingga akhirnya mendapatkan rekognisi di Korea Selatan.

  1. Monster (괴물): Dari awal lagu ini dirilis di instrumental live clip, aku langsung suka! Pertama karena lagunya bernuansa dark kalau didengar dari melodinya. Yang kedua, karena gitarnya mengingatkanku ke pola yang dipakai Radiohead. Konon lagu ini terinspirasi dari kisah Young K (Brian) yang merasa kesepian. This is another lonely feeling song from DAY6, ceritanya Young K mau menggambarkan perasaannya yang berasa ngga fit dimanapun soalnya dia adalah outlier. Pas di Kanada dia jadi satu-satunya orang Asia, tapi pas balik ke Korea dia jadi kayak waegukin diperlakukannya. Lagu ini liriknya cukup comforting buat orang-orang yang merasa kesepian dan dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya. Highlight lagu-nya ada di part reff yang bilang "I am a monster so nobody nobody wants me". Lagu ini dari awal relatable ke aku karena aku sering merasa di posisi ngga fit in dimanapun dan dilematis kayak Young K gitu. Kayak there's nothing in between for me. Yang ketiga dan yang bikin lagu ini makin jadi favoritku adalah part bridge-nya yang di situ ada harmonisasi Young K, Sungjin, Wonpil cakep banget! So far ini adalah highlight paling ditunggu-tunggu dari lagu ini untuk dibawain live nanti.
  2. Melt Down (녹아내려요): Sesungguhnya sebagai title track aku ngga terlalu suka lagu ini dari awal. Menurutku nadanya susah dan ngga catchy. Tapi justru itu memang yang dimaksudkan oleh DAY6. Kentara banget lagu ini tuh variatif, dari verse ke reff ke bridge tuh nadanya ngga monoton. Bener-bener berasa ini lagu melodinya sama instrumennya ngga ngebosenin karena banyak kejutan dan warna baru. Kalau ngomongin soal vibes sebetulnya lagu ini tuh lebih mirip sama Han Peiji, colorful ceria gitu. Cerita lagunya lebih ke ternyata kehangatan dan cinta itu bisa mencairkan hati yang beku gitu lah. Kalau dibilang lagu ini Korean general public friendly aku rasa sih ngga ya, lagu ini tuh susah dan perlu waktu berkali-kali sampe akhirnya ngerti titik dimana lagunya terdengar oke.
  3. She Smiled (그녀가 웃었다): Track selanjutnya ini juga sangat bukan DAY6 karena meskipun vibenya kayak orang jatuh cinta, di sini DAY6 kentara banget eksperimennya. Instrumennya ngga pernah dipake di lagu-lagu DAY6 sebelumnya. Progresi melodinya juga ngga biasa meskipun lebih catchy dan ngga lebih variatif daripada Melt Down. Pas nonton live clipnya, di sini semua member senyum-senyum bahagia kayak mereka happy banget ketika nulis lagu ini. Di sini musiknya ngga heavy, cenderung ringan dan less rock dibandingkan dua track sebelumnya. Part paling suka dari lagu ini adalah suara Sungjin yang nge-highlight part penting kayak "Oh let me tell you, how much I love you babe!". Ini tuh kayak definitely I will love you back kalau digituin sama Sungjin. Beneran dengerin lagu ini tuh berasa kayak jatuh cinta juga, jatuh cinta sama member DAY6 maksudnya.
  4. Shxtty Game (망겜): Lanjut ke track berikutnya yang juga langsung jadi favoritku pas dengerin instrumentalnya doang, hook lagu ini di aku adalah bass line Brian yang cakep banget. Belum lagi muka tengil Brian dan Sungjin di video live clipnya makin menambah ke-tengilan lagu ini. Ini lagunya sudah mulai agak heavy dan up beat tapi masih rada dragging ngga straightforward rock gitu. Lagu ini ceritanya soal ngasih semangat bahwa emang hidup tuh ya game yang menyebalkan tapi kita bisa kok terus hidup dan melaluinya, ya anggap aja cuma game. Part paling aku suka lagi-lagi part Sungjin "Everyday continue, Alt +F4눈 압어" soalnya di situ suaranya Sungjin pas banget buat marahin kita bahwa "Ngga ada shortcut buat shut down hidup woi."
  5. Help me (도와줘요) Rock & Roll: Nah lagu ini bisa jadi kandidat title track juga, kenapa? Soalnya pas MV Teaser pertama kali dirilis, yang muncul tuh instrumental lagu ini. Dan kukira lagu ini yang akan jadi title track. Vibe-nya ini lebih bahagia dan fun aja. Up beat banget! Kalau dibilang mirip sama DANCE DANCE ngga juga. Karena lagu ini tuh beneran ngajak kita jingkrak jingkrak tapi mature version. Dan lagu ini punya plot twist di bagian bridge soalnya ada melodi bossanovanya yang bikin kita jadi agak lebih relax pas dengerin lagunya. Belum lagi ada additional sound anak-anak kecil yang bikin lagu ini tuh makin kid friendly.
  6. COUNTER: Kalau lagu ini sebetulnya banyak orang yang suka cuma aku ngga terlalu suka. Konon IU paling suka track ini di album Band-Aid, IU bilang ini langsung ke DAY6 di acara Youtubenya IU's Pallette. Sebetulnya lagu ini ngga buruk, cuma bukan sesuatu yang aku suka aja. Karena lagu ini mirip sama Melt Down yang nadanya super variatif dan naik turunnya tuh berasa banget. Abis diajakin heavy rock langsung dikasih mellow down gitu, makanya rada susah diterima sama kupingku sebetulnya. Regardless aku tetep mengapresiasi lagu ini soalnya pas dengerin pertama kali satu album, lagu ini juga salah satu yang punya plot twist pas didengerin. Jadi ekspektasi pertama ke lagunya tuh biasa aja tapi dikasih kejutan di bagian bridge sama outro.
  7. I'm Fine: Setelah Not Mine, Not Fine, sekarang ada I'm Fine. Hanya saja lagu ini ngga masuk ke duologi Not Mine dan Not Fine alias lagunya beda banget! I'm Fine ini adalah salah satu lagu yang unexpectedly good setelah aku dengerin di awal album ini rilis. Vibesnya mirip dengan COUNTER kalau dicampur dengan Shxtty Game. Tapi lagu ini lebih mudah untuk dicerna oleh kuping dalam sekali dengar. Kadang-kadang aku suka keliru antara I'm Fine dengan COUNTER karena progresif sama heavy beatnya mirip-mirip. Kalau sudah masuk reff I'm Fine langsung melesat meninggalkan COUNTER yang aku ngga terlalu favoritkan.
  8. Still There (아직 거기 살아): Terakhir album DAY6 selalu ditutup dengan track galau dan kebetulan Still There ini bukan track galau yang bikin aku hooked banget kayak di album-album sebelumnya. Menurutku pribadi, track galau DAY6 ini ngga pernah gagal cuma Still There bukan track yang sukses bikin aku ikut sedih. Mungkin karena lagi-lagi eksperimental dan nadanya variatif. Still There ini vibes menyayat-nyayat masih ada, ada juga sentuhan sedikit tone OST Drama Korea-nya. Cuma lagu ini kurang berhasil bikin aku ikut merasa putus atau merasa ditinggalin orang kayak Like a Flowing Wind, Afraid, Cover, Colors, atau Above the Clouds. DAY6 definitely did something there cuma karena aku sudah kena album FOUREVER dengan Let Me Love You dan didn't know, Still There tuh kurang menyentuh ke dalam qalbu. Padahal pas dengerin live clip instrumentalnya suka, ternyata pas dengerin lagunya full kurang suka.
Final verdict dari album Band-Aid ini adalah belum bisa menggeser posisi album-album DAY6 sebelumnya meskipun boleh banget diakui kalau DAY6 di album ini lebih eksperimental dan lebih kreatif dalam produksi lagunya. Apa ya, bisa dibilang DAY6 tuh makin mature dan skill-nya makin tumpah-tumpah di album ini. Apalagi influence Wonpil makin kedengeran soalnya progresif chordnya makin ngga biasa. Kalau dibilang album ini general public friendly, kurasa ngga. Soalnya beberapa lagunya tuh harus didengerin berkali-kali dan kuping ini harus dibiasain buat dengerin lagunya baru bisa meresapi "Oh album ini bagusnya di sini."

Jujur meskipun ini whole new level DAY6 dalam meramu musik dan olah vokal, kurasa album ini akan jadi less-timeless dibandingkan album-album sebelumnya. Ini bukan berarti aku bilang DAY6 gagal dengan eksperimen mereka ya, bisa jadi memang ini baru jalan pembuka setelah transisi di FOUREVER. Menurutku ini arah yang bagus buat musik dan karir DAY6 sehingga kita akan terus menerima kejutan-kejutan di masa mendatang. Soal ranking, mungkin Band-Aid ada di Top 5 karena aku sangat menghargai formulasi unik album ini. Tapi kalau soal delivery dan eksekusi albumnya, aku kurang suka. Bahkan aku yang beli album versi Nemo (platform) aja masih lebih suka Nemo version FOUREVER karena wadahnya lebih kokoh dan niat. Ini versi Nemo-nya letoy dan ngga displayable. Jadi aku berharap ada improvement dari StudJ untuk album berikutnya.

There, there. So, let's see what do you think about this album?

Comments