Review Film: SPIDER-MAN - HOMECOMING
It's been a while I didn't write any reviews, movie reviews. I've been so busy lately and after writing 10 articles each day made me exhausted so I don't want to open my notebook after I got home. Actually I always write my review on bahasa but why do I write this in English? #gayadoang 👽
Akhirnya setelah cukup lama ditunggu-tunggu, SPIDER-MAN rilis juga. Film baru ini menggandeng bintang baru Tom Holland, usianya jauh lebih muda daripada dua aktor pendahulunya yakni Tobey Maguire dan Andrew Garfield. Jadi boleh dong berekspektasi kalau film baru SPIDER-MAN ini bakal fresh banget?
Memang sih, pasca kemunculan Tom Holland sebagai Spidey di CIVIL WAR banyak penggemar Marvel yang berekspektasi lebih pada film baru Spidey. Bukan, bukan remake seperti yang kamu harapkan. Film ini benar-benar lepas dari formula perkenalan karakter Spidey seperti dua film pendahulunya. SPIDER-MAN: HOMECOMING mengambil timeline pasca Civil War dan menuju Avengers: Infinity War atau mungkin Thor? Atau mungkin Black Panther? Who knows?
N.B: Akan sering terjadi perbandingan di beberapa hal karena yah aku termasuk penggemar berat Spider-Man.
Film dibuka dengan scene kejadian pasca battle Avengers pertama di New York. Terkisah ada seorang pemulung rongsokan dan elektronik bekas yang membersihkan sisa-sisa peperangan New York. Namun setelah bekerja cukup lama, akhirnya Adrian Toomes (Michael Keaton) diberhentikan secara paksa oleh agen pemerintah. Alasan klasik, benda-benda yang berhubungan dengan alien harusnya ditangani oleh lembaga berwenang.
Karena si Adrian Toomes ini punya keluarga yang harus dihidupi, dari sini dirinya berubah jadi orang jahat. Sederhana bukan? Mulanya memang kemasan plot Spider-Man cukup sederhana tapi justru di sinilah kekuatan Marvel. Development cerita menarik dan matang, padahal premis awal yang digunakan sederhana banget.
Dalam SPIDER-MAN: HOMECOMING, Peter Parker (Tom Holland) digambarkan sebagai anak yang masih duduk di SMA dan sedang mengalami pergolakan hormon. Hal yang sangat sering dialami oleh remaja. Tapi justru tema ini dikembangkan jadi sebuah skenario yang sangat bagus. Komedi ada, drama ada, aksi ada, dan relasi antar tokoh pun terbangun dengan baik.
Tambahan lagi, SPIDER-MAN: HOMECOMING menghadirkan sidekick yang juga mencuri perhatian yakni Ned (Jason Batalon). Sidekick ini tidak ditemukan di film-film Spider-Man terdahulu. Dan tentu saja si 'asisten' Peter Parker ini cukup mencuri perhatian di sebagian scene.
Tambahan lagi, SPIDER-MAN: HOMECOMING menghadirkan sidekick yang juga mencuri perhatian yakni Ned (Jason Batalon). Sidekick ini tidak ditemukan di film-film Spider-Man terdahulu. Dan tentu saja si 'asisten' Peter Parker ini cukup mencuri perhatian di sebagian scene.
Salah satu scene emosional sepanjang film. Di sini hubungan Tony dan Peter terkuak |
Bukan bermaksud melebih-lebihkan, bukan juga karena bias terhadap Tom Holland. Sejujurnya aku sempat meremehkan SPIDER-MAN: HOMECOMING sebelum rilis, pasalnya ekspektasiku dihancurkan oleh film THE AMAZING SPIDER-MAN. Andrew Garfield nggak buruk sih, hanya saja dia bukan Peter Parker yang kuharapkan. Filmnya juga nggak buruk-buruk amat sih, hanya saja enemy-nya terlalu receh, jalan cerita yang diangkat juga receh makanya ratingnya mentok di angka 70-an% di Rotten Tomatoes.
Nah, Tom Holland ini bisa membawakan karakter Peter Parker yang easy going, kocak, labil, sekaligus nerd. Memang nerdy-nya gak bisa ngalahin Peter Parker ala Tobey Maguire tapi aku puas, sangat puas malah dengan karakter Pete yang dibawakan oleh si ganteng dari Australia ini. Dia membuat karakter Peter menyatu dengan dirinya dan dia juga bisa membawakan kecerewetan Spidey ala komik ke dalam film. Sebuah pencapaian yang bagus untuk aktor berusia 21 tahun.
N.B: Sampai sekarang aku memang masih ngefans sama sosok Peter Parker yang dibawakan oleh Tobey tapi Peter yang diperankan oleh Tom Holland ini much more better than Andrew Garfield. Bawaannya pas, nggak hipster, sesuai takaran lah istilahnya. Dan dia pun jadi aktor Spidey favorit aku 😍
Berbeda dengan film DC yang sok-sokan berat dan gelap padahal ceritanya receh banget, Marvel menyuguhkan sajian receh yang sebenarnya mengandung muatan berat. SPIDER-MAN: HOMECOMING tak hanya menampilkan sisi Spidey yang terang namun juga yang gelap, di sinilah development karakter ala Marvel patut diapresiasi. Beda dengan DC yang terbilang kurang matang untuk mengembangkan karakter superhero mereka yang sudah (seharusnya) awesome dari sananya. Sorry not sorry DC, you should learn a lot from Marvel!! #bukanbias #iniobjektif
Yang aku suka lagi dari SPIDER-MAN: HOMECOMING adalah tokoh-tokoh yang ditampilkan punya porsi berimbang. Tidak ada yang tidak penting, tidak ada yang diabaikan. Masing-masing punya bagian yang membuat penonton merasa bahwa film ini tuh realistis. And I love Zendaya's character (further explanation click spoiler box).
Masalah visual efek, jangan tanya lagi. Marvel selalu bisa memanjakan penonton dengan efek grafis yang halus dan megah. Bicara tentang kekurangan, satu-satunya yang mungkin jadi sisi negatif film ini adalah credit scene dan juga vibe yang Teensy banget. I don't know how to say it but if you want to know more click spoiler box 😙 Sungguh SPIDER-MAN: HOMECOMING ini film remaja banget!
Overall, Rotten Tomatoes nggak salah memberi film arahan Jon Watts ini rating yang tinggi. It's 94% on rotten tomatoes and 8.3 IMDb. See how satisfied Spidey's fan are? Jadi buat kalian yang ngaku suka film superhero, film ini recommended. Dan jangan lupa untuk segera nonton di bioskop terdekat ya 😉
Awas Spoiler
Plot | ★ ★ ★ ★ ☆ |
Akting | ★ ★ ★ ★ ½ |
Musik | ★ ★ ★ ★ ½ |
Grafis | ★ ★ ★ ★ ½ |
Overall | ★ ★ ★ ★ ½ |
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting my blog, kindly leave your comment below :)
In a moment, I can't reply your comments due to error in my account when replying. But I make sure that I read every single comment you leave here :)