Review Film: Cruella [2021]
Minggu ini merupakan minggu yang paling membahagiakan. Kenapa? Karena aku cuti! Cuti selama seminggu penuh ditambah lagi ada dua film blockbuster yang rilis membuatku gembira. Untuk sekian lama setelah entahlah berapa tahun, aku kembali marathon film. Marathon film ini adalah menonton 2 atau 3 film berturut-turut ke bioskop. Sebenarnya untuk kali ini marathonnya nggak sengaja sih. Waktu itu aku iseng-iseng saja membuka salah satu aplikasi pemesanan tiket film, dan kebetulan ada dua film yang aku tunggu-tunggu rilis di hari yang sama. Seperti biasa, aku yang impulsif ini langsung membeli tiket keduanya.
Cruella merupakan karakter villain dalam semesta 101 Dalmatian yang dibuat oleh Disney pada tahun 1990-an, dimana saat itu kartun animasi sedang berada di masa keemasan. Dalam serial 101 Dalmatian, Cruella digambarkan sebagai seorang wanita tua berambut hitam dan putih, dia merupakan desainer fashion yang kejam. Tujuan Cruella de Ville di dalam semesta Dalmatian ini adalah untuk memburu anjing-anjing peranakan Dalmatian dan menguliti mereka untuk dijadikan baju dalam rancangannya. Maka dari itu, saat trailer pertama keluar dan Disney membuat seolah-olah Cruella adalah anti-hero, banyak sekali netizen yang protes. Mereka bilang: “Cruella is not Joker, stop making her like a Joker because she’s straight evil. How are we supposed to sympathise with female villain who skinned dog for the sake of humanity?”
Kira-kira begitulah yang dituliskan netizen di kolom komentar trailer pertama Cruella. Namun Disney yang sepertinya peka pada pasar merilis trailer kedua dan membuat netizen-netizen ini tidak berkomentar seganas di trailer pertama. Tapi bagaimana dengan filmnya?
Well... Kurasa netizen akan marah besar kalau sudah nonton filmnya.
Dikisahkan pada tahun 1960-an lahir seorang gadis yang aneh, rambutnya hitam dan putih bersisian. Banyak orang yang bilang bahwa kelahiran gadis ini merupakan tanda sial. Ditambah lagi, dia tumbuh dengan karakter yang kuat. Ya gadis kecil yang dinamakan Estella ini ternyata punya perangai yang bold and brave. Kalau dia dirisak, dia merisak balik. Sayangnya, dunia tidak berpihak pada gadis yang membela diri. Dunia menganggap dia tidak dapat dididik dengan baik. Satu hal yang menjadi perhatian Estella sejak kecil adalah selera fashionnya, Ibunya yang seorang penjahit mengajarkan Estella dasar-dasar membuat baju dan Estella kecil sudah menunjukkan bakat bereksperimennya dengan fashion.
Suatu hari, ketika sang Ibu sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Estella, sang Ibu hendak mengajaknya pindah ke London. Namun sebelum sampai London, mereka mampir dulu ke sebuah pesta di manor antah berantah. Di situlah Estella melihat betapa menakjubkannya dunia fashion, merasa bertemu dengan dunianya, ternyata Estella dibawa untuk menyaksikan kejadian tragis yang kemudian jadi trauma masa lalu. Ya, premisnya sederhana sih. Semacam formula superhero ditambah dengan The Devil Wears Prada.
Setelah keributan di pesta yang baru saja dia kunjungi dan menyaksikan kejadian tragis, Estella akhirnya terdampar di London dan bertemu dengan dua sohib karibnya: Jasper dan Horace. Bertumbuh sendiri di jalanan ternyata tidak membuat Estella lupa akan kesukaannya pada fashion. Justru hal tersebut yang dapat membantunya untuk bertahan hidup hingga dia dewasa dan kembali bertemu dengan orang yang membunuh ibunya, The Baroness.
Sebelum menyadari bahwa The Baroness membunuh ibunya, fokus Estella hanya satu yakni kemampuannya sebagai desainer fashion diakui. Kesempatan pun datang padanya karena gadis satu ini cenderung nekat dan seperti yang sudah dijelaskan di awal, bold. Estella bekerja untuk Baroness dan mendapatkan pengakuan bahwa bakatnya di dunia fashion benar-benar luar biasa. Lalu apa yang menjadi titik balik Estella menjadi Cruella? Balas dendam. Ketika Estella menyadari bahwa The Baroness membunuh ibunya, di situlah Estella berubah menjadi Cruella dan berniat menghancurkan Baroness keping demi keping.
Cruella merupakan salah satu film yang cukup ringan dan seru untuk ditonton. Memang sih nggak terlalu bikin mikir atau bagaimana, tapi jalinan ceritanya cukup rapi. Yah, walaupun harus diakui bahwa plot Cruella ini sudah terlalu mainstream di jagad perfilman Hollywood: balas dendam, trauma ditinggal orangtua, jadi anti-hero. Sudah sangat biasa. Tapi Cruella dikemas sangat menarik dari segi costume design. Karena filmnya memang bertema fashion design, apalagi tahun 1970-an dianggap sebagai puncak fashion kala itu, costume designnya benar-benar tidak main-main. Istilah fashionnya Houte Couture.
Emma Stone sebagai Cruella juga patut diapresiasi. Selain dia bisa menggunakan aksen British dengan baik, aktingnya gak main-main. Bagus banget! Entah kenapa dia sepertinya terlahir untuk memerankan karakter Cruella ini. Cuma ya, pada akhirnya kita jadi bersimpati pada villain Disney. Memang sih Cruella di film ini tidak diceritakan sebagai psikopat yang menguliti anjing, tapi rasanya hal tersebut off. Karena Disney berusaha untuk menyetir arah Cruella yang selama ini kita kenal menjadi orang yang membuat kita bersimpati padanya. Oleh sebab itu, aku bilang kalau mungkin netizen akan marah besar setelah nonton Cruella. Karena ya Cruella ini memang straight evil tapi dia antihero, bukan the real villain of 101 Dalmatian.
Plot | ★ ★ ★ ☆ ☆ |
Akting | ★ ★ ★ ☆ ☆ |
Musik | ★ ★ ★ ★☆ |
Grafis | ★ ★ ★ ★ ☆ |
Overall | ★ ★ ★ ☆ ☆ |
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting my blog, kindly leave your comment below :)
In a moment, I can't reply your comments due to error in my account when replying. But I make sure that I read every single comment you leave here :)