Review Drama Korea: Love Alarm
Beberapa waktu belakangan ini aku sedang ingin menonton drama atau film yang cukup ringan, salah satunya adalah Love Alarm. Cukup telat sih dibandingkan dengan orang-orang yang sudah menonton drama ini sejak season pertama. Aku baru nonton beberapa bulan setelah season 2 dirilis. Dan sempat kepikiran untuk tidak memberikan review di blog ya karena reviewnya sudah jelas-jelas bertebaran di berbagai macam tempat. Tapi yah, karena after effect nontonnya masih berasa hingga saat ini jadi aku memutuskan untuk menuliskan pendapatku mengenai drama ini di sini.
Love Alarm (좋아하면 울리는) merupakan konten original Netflix yang mengadaptasi webtoon dengan judul sama. Terdapat tiga tokoh sentral yakni Kim Jojo (Kim So Hyun), Hwang Sun Oh (Song Kang), Lee Hye Yeong (Jung Ga Ram) yang menjadi pusat cerita. Premisnya super sederhana: cinta segitiga antar anak SMA, si kaya dan si miskin, cinta bertepuk sebelah tangan, dan yah premis drama Korea pada umumnya lah. Mudah ditebak? Iya. Tapi yang membuat drama ini menarik adalah eksekusi dari tiap-tiap scene di masing-masing season.
Disclaimer: Mengandung Spoiler
Season 1 merupakan babak pembuka dari drama berjumlah 14 episode ini. Di Korea Selatan terdapat sebuah aplikasi yang diciptakan untuk mengetahui isi seseorang, Love Alarm namanya. Love Alarm ini akan memberikanmu notifikasi ketika ada orang yang suka sama kamu dalam radius 10 meter. Bagaimana cara kerjanya? Ada satu scene yang menunjukkan bahwa aplikasi tersebut di-sinkronkan dengan hati. Kalau di dunia nyata sih, hal ini sulit untuk terjadi tanpa device tambahan ya, smartwatch misalnya. Nah, aplikasi tersebut akan mengenali respon dari hatimu ketika bertemu dengan orang yang kamu suka. Kalau sama-sama suka, pasti aplikasi Love Alarmnya akan sama-sama bunyi di radius 10 meter. Lalu bagaimana kalau ada banyak orang di radius 10 meter? Ya cara mengetahuinya adalah kamu harus bertemu dulu dengan orang tersebut dalam jarak dekat dan jauh dari keramaian.
Aplikasi tersebut diciptakan oleh anonim dan jadi viral begitu saja. Kenapa? Alasannnya agar seseorang nggak perlu takut ditolak. Karena Love Alarm nggak akan ngasih tahu siapa saja yang suka sama kamu. Simply, it just rings when someone near you likes you. Dengan mengetahui perasaan orang lewat aplikasi ini, seseorang jadi terdorong untuk mengutarakan perasaan secara jujur atau memilih untuk memendamnya. Nah, yang terjadi di antara Jojo dan Sun Oh awalnya tidak demikian.
Kim Jojo ini merupakan gambaran karakter miskin di drama Korea, numpang di rumah bibinya, kerja part-time serabutan dimana-mana, dan neneknya juga sakit-sakitan. Kim Jojo digambarkan sebagai orang yang sangat humble dan nggak spesial sedikitpun. Tapi, diam-diam rekan kerjanya yakni Lee Hyeyeong yang juga teman sekolahnya suka pada Kim Jojo tanpa dia sadari. Sementara itu, Hwang Sun Oh adalah teman sejak kecil Lee Hyeyeong yang kebetulan jatuh cinta pada pandangan pertama juga pada Kim Jojo.
Di season 1, Lee Hyeyeong adalah tipikal second lead yang nggak kunjung mengutarakan perasaan pada si female lead. Hingga akhirnya, dia keduluan oleh sahabatnya Hwang Sun Oh yang mengambil langkah tegas dan pasti untuk mendekati Kim Jojo. Beruntung, perasaan Sun Oh bersambut. Perasaan dua orang ini, pada awalnya tidak dideteksi oleh Love Alarm karena ponsel milik Kim Jojo waktu itu masih ponsel lama yang softwarenya nggak kompatibel dengan aplikasi Love Alarm. Dari sini, sebenarnya membuktikan bahwa perasaan Kim Jojo dan Hwang Sun Oh itu genuine tanpa ada intervensi dari aplikasi.
Sepanjang season 1, sebenarnya konflik drama nggak berkutat di Sun Oh dan Jojo saja. Justru di season 1 ini mereka digambarkan sebagai pasangan SMA yang manis-manis unyu gitu. Jadi bawaannya pas nonton jadi gemas, ingat zaman masih sekolah dulu kalau pacaran gimana. Namun sebenarnya ada beberapa tindakan Sun Oh yang di-frame oleh sutradara sebagai tindakan yang "sweet" padahal itu nggak benar. Tahu kan, kalau di drama Korea si cowok selalu narik tangan atau mencium tanpa konsen? In real life, hal yang kayak gini nggak boleh dilakukan. Mau memegang tangan pacar, butuh konsen. Mau mencium pacar juga jangan dipaksa, tetep butuh konsen. Sementara si Sun Oh dan Jojo lagi kasmaran, Hyeyeong masih bersikeras menutupi perasaannya dan diam saja. Tapi Love Alarm nggak bisa bohong :))
Selain Jojo dan Sun Oh ada juga karakter-karakter lain yang membuat stori menjadi lebih kuat. Antara lain Park Gulmi (Go Min Si) yang jadi sepupu sekaligus pembully Jojo, Chon Duk Gu si cupu yang menyukai Park Gulmi diam-diam, orangtua Sun Oh, dan sahabat Jojo yang ternyata bermuka dua. Daripada dibully oleh Park Gulmi, sahabat Jojo di masa SMA ini jauh lebih menyebalkan dan kekanak-kanakan.
Season 1 ditutup dengan putusnya Jojo dan Sun Oh setelah darmawisata di Pulau Jeju. Ternyata, Jojo menyimpan trauma masa kecil yang belum bisa dia maafkan. Traumanya ini dijadikan senjata oleh Park Gunmi untuk membully Jojo sehingga Jojo masih belum kunjung berdamai dengan masa lalunya. Hwang Sun Oh juga ditekan oleh kedua orangtuanya sehingga membuat Jojo harus merelakan kisah cinta pertamanya kandas begitu saja.
Di Season 2, harapan mulai berkembangan bagi Lee Hyeyeong. Jika sepanjang season 1 Hyeyeong benar-benar menyimpan perasaannya rapat-rapat kepada Jojo. Di Season 2, Hyeyeong sudah mulai berani melakukan pendekatan. Yang aku suka dari season 2 adalah kisah cintanya lebih dewasa. Cara Hyeyeong mendekati Jojo sungguh berbeda dengan cara Sun Oh. Sun Oh memang blak-blakan sih tapi menurutku metode Hyeyeong yang membiarkan cinta tumbuh karena terbiasa justru lebih efektif. Hyeyeong ini bukan pemaksa, dan dia sendiri bilang "Aku lebih suka membangun hubungan kita pelan-pelan."
Di season 2, Jojo benar-benar dilimpahi kasih sayang Hyeyeong dan sudah mulai memiliki kondisi keuangan yang stabil. Itu karena hutang-hutang orangtuanya sudah hampir lunas. Kalau di season 1 dia dibully Gulmi dan ibunya, di season 2 Ibu Gulmi mulai segan pada Jojo. Dan ketika Jojo sudah menjalin hubungan dengan Hyeyeong, Sun Oh kembali lagi ke kehidupan Jojo. Di saat itulah Jojo jadi tidak yakin akan perasaannya pada Hyeyeong. Apalagi, ternyata Sun Oh juga masih belum move on dari Jojo. Kok bisa ya ada orang yang gak move on-move on dari cinta pertamanya?
Season 2 memiliki jumlah episode yang lebih pendek tapi mampu memberikan konklusi yang adil bagi penonton. Kenapa demikian? Karena season 2 ini menjawab banyak teka-teki yang tidak terjawab di season 1. Seperti siapakah developer Love Alarm sesungguhnya? Di akhir season 1 mungkin kita sudah punya tebakan tapi season 2 mengkonfirmasi tebakan itu. Lalu bagaimana nasib Park Gulmi? Season 2 juga mengangkat sisi Park Gulmi yang lebih manusiawi daripada sekedar bully. Perkembangan karakter Park Gulmi membuatnya jadi antihero di drama ini. Lalu yang paling aku suka adalah dinamika dari hubungan Hyeyeong dan Jojo. Hubungan Hyeyeong dan Jojo ini nggak membutuhkan Love Alarm, tapi Jojo yang sudah terlanjur terlalu percaya pada aplikasi tersebut jadi nggak bisa mengenali perasaannya sendiri. Beruntung, Jojo berteman baik dengan si developer Love Alarm jadi dia bisa mendapatkan dua fitur tambahan yang nggak didapatkan oleh pengguna Love Alarm lainnya yaitu Shield dan Spear.
Love Alarm ini merupakan drama yang super ringan tapi memberikan cukup banyak pencerahan. Salah satunya adalah berdamai dengan diri sendiri. Jojo pada akhirnya dapat berdamai dengan trauma masa lalunya. Jojo juga pada akhirnya memilih orang yang ternyata memberikan kenyamanan bagi dirinya, bukan hanya cinta monyet. Kesabaran Hyeyeong juga menjadi daya tarik tersendiri. Hyeyeong adalah gambaran romansa usia dewasa, dia mencintai seseorang tanpa mengharapkan balasan. Hyeyeong juga sempat diceritakan mengalami krisis hebat yang membuatnya harus membuat kebohongan kecil pada Jojo. Tapi pada akhirnya Hyeyeong dan Jojo menunjukkan bahwa pasangan yang baik adalah pasangan yang selalu ada ketika yang lain membutuhkan. Dan nanti pasti akan ada saat yang tepat untuk menceritakan krisis yang tengah di hadapi pada pasangan kita jika betul-betul saling percaya. Pokoknya, meski perlakuan Sun Oh pada Jojo lebih manis di season 1, tindakan Hyeyeong di season 2 ini jauh lebih appreciable.
Itulah sedikit banyak pendapatku mengenai Love Alarm. Sampai sekarang efek heart-warming setelah nonton masih berasa. Kebahagiaannya setelah nonton juga masih berasa. Drama ini meninggalkan impresi yang cukup lama buatku, itu berarti secara personal menurutku drama ini bagus. Tapi kalau soal kerumitan cerita ya biasa aja, nggak rumit-rumit amat. Menilai sebuah drama bagus atau nggak dari segi kerumitan cerita itu sungguh so last decade buatku. Semakin ke sini aku semakin menyadari bahwa sebuah hal itu bagus kalau dia bisa meninggalkan kesan dan pesan yang mendalam dalam diriku. Cheers!
Akhirnya rilis ugha, sama aku juga menilai drama bagus atau nggak bukan karena jalan ceritanya yang super rumit bikin mikir blablabla, tapi yang bisa meninggalkan kesan setelah nonton. Sering beberapa orang bilang dramanya b aja, tapi bagiku bagus karena i'm impressed wkwkwk.
ReplyDelete