Europe Trip Part 4: Jalan ala Sobat Kismin, Tips, dan Rincian Biaya
Palais de Bruxelles |
Bercerita soal perjalanan Europe Trip yang kulakukan kemarin rasanya nggak ada habisnya. Karena selama 9 hari perjalanan termasuk sebelum dan sesudahnya selalu ada saja kebodohan. Selain itu, kisah ini punya berbagai macam perspektif yang rasanya sayang saja kalau tidak dibagikan. Pasti kalian juga ingin tahu dong berapa banyak uang yang kukeluarkan untuk melakukan perjalanan Europe Trip ini? Well, karena aku sobat miskin dan aku tahu juga kalian (pembaca blog ini) adalah rakyat jelata juga, nggak ada salahnya berbagi tips, itinerary, dan rincian biaya selama Europe Trip kemarin.
Sebagai preambule, kujelaskan dulu nih background persiapan Europe Trip-ku. Seperti yang sudah kusinggung dalam Part 1, aku mempersiapkan perjalanan ini sudah sejak lama. Hanya saja eksekusinya cenderung terlihat mendadak. Yang paling penting dari persiapan Europe Trip seperti yang kubilang sebelumnya, adalah imigrasi. Karena kita (aku dan pembaca blog ini) kebanyakan berasal dari Indonesia yang merupakan negara bagian ketiga, maka urusan imigrasi sudah pasti nggak boleh terlewatkan dong. Lain halnya kalau kamu warga negara pemegang paspor terkuat di dunia, WN Singapura, Jepang, atau Jerman contohnya. Skip saja bagian berikut ini.
Tips 1. Pastikan dokumen visa lengkap dan benar!
Adapun untuk membuat visa schengen, dokumen yang kamu butuhkan adalah:
- Form aplikasi visa (tergantung negara tujuan)
- Bank statement (selama tiga bulan) atau LoG (untuk student yang disponsori beasiswa)
- Itinerary (booking confirmation dan tiket perjalanan), sertakan juga rundown itinerary kamu biar meyakinkan.
- Paspor (asli dan fotokopi)
- Bukti tinggal (bagi mahasiswa Inggris hal ini adalah BRP) fotokopi
- Student Letter (surat keterangan yang menjelaskan bahwa kamu adalah student di negara tempat kamu apply) atau surat keterangan dari kantor
- Asuransi (kamu bisa apply di cheapinsurance atau Insure and Go)
- Pas foto terbaru ukuran 3,5 x 4,5 cm (atau simply bilang aja ke Mbak-Mbaknya, "Buat visa schengen Mbak."), nggak usah banyak-banyak, dua aja cukup tapi dilebihin juga gak masalah.
- Untuk suami istri, biasanya butuh perintilan tambahan seperti fotokopi buku nikah (yang ditranslate), foto kopi KK (yang ditranslate), surat keterangan dependant, dll.
Memastikan dokumen administrasi lengkap dan benar tentu saja memudahkan proses pembuatan visa. Masih ingat kan dengan ceritaku yang salah masukin nomor paspor dan ditolak oleh TLS contact Perancis? (baca di sini) Jangan lupa double check semua nomor identitas, jangan lupa juga untuk mengecek dokumen sehingga begitu sampai di TLS Contact (agen pembuatan visa schengen Perancis) atau VFS (agen pembuatan visa Jerman) kamu nggak perlu menyewa komputer atau ngeprint ulang, atau paling buruk, gagal bikin visa.
Masa pembuatan visa lebih baik dua minggu atau paling mepet seminggu sebelum keberangkatan. Tapi kalau mau hidup berbahaya, bisa banget tiga hari sebelum keberangkatan atau sehari sebelumnya. Sayangnya aku tidak menyarankan kamu apply seperti aku, apply di hari Jumat tapi berangkat hari Senin minggu berikutnya (artinya hanya butuh 1 hari proses). Yah walaupun memang technically visa kamu bakal diterbitkan keesokan harinya. Lebih baik pilih aman saja ya, jangan hidup berbahaya sepertiku. Harga pembuatan visa ini bervariasi tapi biasanya range-nya berada di sekitaran Rp 1,2-1,4 juta (60-70 Euro). Siapkan duit segitu aja kira-kira.
Lalu apa yang membuat visa kamu granted atau tidak? Sebenarnya hal ini relatif tapi selama kamu punya cukup dana, sekitar 50 Euro per hari (dikali durasi tinggal di Eropa yang dikehendaki) maka visa kamu akan di-approve dengan mudah. Jangan lupa itinerary dan booking confirmation yang meyakinkan juga bisa jadi faktor penentu visa granted atau tidak.
Tips 2. Jangan Membuat Itinerary yang Ambisius. Lebih baik tulis saja dua negara tapi pada faktanya nanti ambil Day trip ke kota-kota lain.
Untuk pertama kali apply visa schengen, sangat tidak disarankan untuk membuat itinerary yang ambisius. Apa maksudnya? Mengunjungi 5 negara, 9 kota, dalam 9 hari itu terhitung ambisius. Lebih baik, tulis saja di itinerary hanya 3 negara yang dikunjungi (termasuk satu negara tujuan pertama atau yang terlama). Sebab bila langsung menuliskan semua negara tujuan maka akan keteteran sendiri di bagian booking confirmation dan itinerary.
Aku contohnya, seharusnya aku menuliskan cukup dua negara tujuan yakni Jerman dan Perancis karena memang dua negara tersebut adalah yang pertama atau yang terlama kukunjungi. Aku seharusnya tidak perlu menyebutkan akan pergi ke Belanda, Belgia, atau Spanyol karena itu akan menyusahkan diri sendiri. Dan jujur teman-teman, untuk pertama kali pergi memang lebih baik jangan langsung ke banyak negara karena nantinya akan capek sendiri.
Meski demikian, sebelumnya aku membuat itinerary yang jauh lebih ambisius dari yang kemarin. Kalau tidak percaya, lihat saja tabel di bawah ini.
Itinerary Pertama |
Itinerary kedua |
Tips 3. Jangan kebanyakan mengambil overnight bus!
Mengambil overnight bus mungkin jadi opsi yang paling murah bagi backpacker tapi percayalah, mengambil overnight bus justru akan membuatmu kesusahan sendiri nantinya. Lebih baik, tinggal dua hari satu malam di satu kota baru melanjutkan ke perjalanan berikutnya. Karena selain memang murah bila dibandingkan dengan sewa penginapan (bisa hemat sampai 15 Euro), sebenarnya overnight bus tidak begitu menguntungkan:
- Port charger bisa jadi ada dan berfungsi atau sebaliknya, tidak tersedia dan tidak berfungsi. Hal ini fatal sekali karena yang namanya traveller sangat butuh port charger untuk mengisi daya baterai baik Handphone atau Kamera;
- Tidak bisa mandi. Meski aku sudah bercerita bahwa di terminal tertentu tersedia kamar mandi untuk mandi, tidak semua terminal menyediakan hal serupa. Dan kamu nggak mau dong, jalan-jalan di Kota orang seharian nggak mandi dan nggak ganti baju? Selain itu kamu tentu saja nggak mau dong sampai numpang mandi di Hostel teman kamu?
- Tidur di bus semalaman justru membuat kamu nggak fit karena kursi bus berbeda dengan kasur. Sudah capek jalan-jalan seharian, malamnya tidur di bus dengan posisi yang sangat tidak nyaman, pasti besoknya kamu sudah capek duluan. Yah, walaupun di kasusku meski aku capek tidak aku rasakan. Justru begitu turun dari bus dan jalan-jalan lagi, aku jadi segar dan bersemangat;
- Selain ketiga hal di atas, tentu saja kebanyakan mengambil overnight bus membuatmu diinterogasi lebih lanjut oleh petugas visa.
Karena kemarin aku pergi ala-ala backpacker dan sangat jarang menginap di Airbnb atau hostel, maka locker adalah penyelamat. Range harga penitipan locker untuk luggage atau carrier adalah Rp 40 ribu - Rp 100 ribu (sekitar 2 Euro - 5 Euro per 24 jam). Locker yang murah biasanya tersedia di stasiun besar, sementara bila menggunakan jasa pihak ketiga seperti Nannybag atau Bagbnb akan jadi lebih mahal. Beberapa stasiun besar yang menyediakan locker antara lain Antwerp Central Station, Marseille St. Charles, dan Barcelona Gare du Nord. Untuk menyewa locker ini, dibutuhkan uang koin jadi tidak bisa pakai debit card atau uang kertas, pastikan kamu punya cukup uang koin untuk menyewa locker ini. Di Berlin sendiri, locker tersebar di berbagai tempat dan stasiun, sangat mudah ditemukan, salah satunya adalah yang ada di Alexanderplatz. Sementara itu di Paris, Lille, dan Madrid, aku menitipkan tas di pihak ketiga yakni Nannybag dan Bagbnb. Keuntungan menggunakan Nannybag dan BagBNB adalah mereka tidak membutuhkan uang koin tapi bisa dibayar pakai debit card. Kalau ditotal, cost untuk menitipkan locker ini selama perjalanan Europe Trip kemarin adalah 34 Euro atau sekitar Rp 600 ribu. Agar kalian tidak mengeluarkan uang sia-sia seperti ini, sangat disarankan untuk menginap di hostel atau airbnb sehingga kalian bisa meninggalkan tas di penginapan.
Locker in Antwerp Central Station (5 Euro for 24 Hours) |
Tips 5. Perhatikan jarak antara satu landmark dengan yang lain. Bila memungkinkan jalan kaki, pastikan jalan kaki. Bila tidak, beli one day pass.
Penting bagi kalian yang hendak jalan-jalan di Eropa, biasanya landmark di kota-kota besar Eropa itu tidak berjauhan alias bisa ditempuh dengan jalan kaki saja. Jadi sangat memungkinkan untuk menghemat biaya transportasi dengan cara tidak menggunakan public transportation sama sekali. Bila memang ingin pergi ke tempat yang agak jauh, sangat disarankan untuk membeli one day pass. Biasanya sih harga one day pass berkisar 6-7 Euro (Rp 140 ribu). Kelebihan one day pass adalah kalian tidak perlu bolak-balik beli tiket, penggunaan one day pass pun lebih menguntungkan bila memang ada niatan naik publik transportasi lebih dari 3 kali (termasuk PP). Karena biasanya tiket satu kali jalan di kota-kota besar berharga sekitar 2 Euro (Rp 40 ribu). Kalau di London sendiri, alangkah lebih baik beli Oyster card biasa tanpa perlu membeli one day pass karena sudah ada daily cap 6 GBP, sementara one day pass Oyster card London bisa mencapai harga 12 GBP. Untuk masalah tips transportasi publik di Eropa lebih lanjut, kalian bisa membaca kisah yang lengkap di postingan ini.
Lalu jangan pernah beli tiket untuk bus Hop On-Hop Off. Meski mereka memang mengantarkanmu ke semua landmark populer di kota tersebut, harganya tidak sepadan. Lebih baik naik transportasi publik berbekal aplikasi City Mapper, lebih murah.
Tips 6. Jangan terlalu sering makan di restoran.
Sebagai sobat kismin, aku sangat memahami bahwa bisa jalan-jalan di luar negeri saja rasanya sudah syukur banget. Bila memang punya rezeki yang lebih, silakan saja makan di restoran tapi jangan sering-sering. Yah walaupun harga makan di kota-kota besar Eropa lain tak semahal di London sih.
Aku biasanya menyiasati soal makan ini cukup dengan membeli dua double cheeseburger di McD. Dua double cheeseburger itu sudah cukup mengenyangkan kok. Barulah di beberapa kota lain yang kebetulan saat itu aku sedang lapar banget, aku mampir ke sejumlah restoran. Salah satunya adalah restoran Thai, Birds Thai, di Amsterdam yang set menunya hanya seharga 15 Euro dan sudah dapat porsi banyak, enak lagi. Restoran tersebut sangat ku-rekomendasikan kalau kalian kebetulan lewat jalanan di sekitar Amsterdam Central Station.
Aku juga baru makan 'proper' lagi ketika di Barcelona. Dan mungkin untuk pertama kalinya makan traditional dish Paella selama perjalanan Europe Trip-ku. Selebihnya aku makan agak reckless sih, kalau nggak Asian dish ya McDonalds saja. Kalau mau lebih hemat lagi, kalian bisa menggunakan tips dari temanku yakni bawa beras dari rumah dan ditanak di Airbnb atau hostel. Atau simply, bawa saja nasi instan yang tinggal di-microwave pabrikan Korea dan abon. Makan seperti itu sudah cukup banget.
Jangan lupa untuk bawa tumblr kemana-mana karena pasti kalian akan kehausan. Di sejumlah pusat kota terdapat kran untuk mengisi ulang air kok. Jadi pengeluaran kalian akan lebih hemat lagi dengan tidak membeli banyak minuman, cukup minum air putih di tumblr yang kalian bawa.
Tips 7. Hati-Hati pada Copet dan Peminta-Minta
Hal yang pertama dan harus dilakukan untuk menanggulangi hal ini adalah berdoa serta luruskan niat. Yang kedua, pastikan semua barang penting kamu disimpan dengan aman. Pastikan Paspor (dokumen identitas penting), Handphone, dan juga dompet diletakkan secara terpisah lalu jangan pernah lengah. Kalau bisa sih, letakkan tas di depan agar tidak mudah jadi sasaran copet. Dan sangat disarankan untuk tidak membawa uang cash terlalu banyak, lebih baik pakai kartu saja tapi jangan diisi banyak-banyak.
Di beberapa spot keramaian seperti di Menara Eiffel Paris dan Brandenburger Tor Berlin, ada segerombolan grup peminta-minta bermodus sumbangan. Kalau bisa katakan saja "Tidak" lalu melipir pergi. Dan kalau sudah muncul grup seperti itu, tetap waspada dan jangan lengah.
Beruntung selama 9 hari di Eropa kemarin, aku tidak kehilangan satu apapun. Padahal aku termasuk reckless yakni meletakkan HP di saku samping tas dan membiarkan tasku kugendong di punggung alih-alih di dada. Lalu paspor dan dompet aku letakkan begitu saja di tas, bukan di tempat tersembunyi. Kadang juga aku meletakkan Handphone di saku celana jins saja, padahal lebih baik handphone diletakkan di saku dalam jaket. Tentu saja hal ini tidak boleh ditiru teman-teman!
Lalu pastikan juga saat kamu meninggalkan tas dalam locker umum, jangan tinggalkan barang-barang berharga di dalam tas tersebut. Barang-barang berharga harus kamu bawa!
Tips 8. Hampir semua landmark gratis, di London hampir semua Museum gratis tapi di kota lain bisa jadi berbeda.
Sebagai sobat kismin yang tidak punya banyak uang, tentu saja tujuan wisata yang gratis jadi jujugan. Kalau harus bayar sudah pasti dihindari dong. Di London, hampir semua Museum gratis jadi kamu tidak perlu khawatir soal biaya. Berbeda dengan London, di Amsterdam hampir semua Museum harus bayar dan beli tiket (pre-booked) begitu pula di Madrid dan Barcelona. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut adalah kunjungi landmark saja. Landmark yang berupa monumen atau tower biasanya digratiskan. Kamu hanya perlu jalan-jalan saja dan berfoto di tempat-tempat mainstream tersebut. Biaya yang dikeluarkan untuk hal ini adalah nol!
Museum Louvre di Paris memberikan akses gratis bagi pengunjung dengan usia di bawah 26 tahun. Jadi kamu yang masih berusia 25 tahun mendapatkan keuntungan berkunjung ke museum ini gratis. Parc Guell di Barcelona juga tidak menarik biaya bagi pengunjung kok. Saran: kalau kamu memang tertarik dengan sebuah hal atau Museum, barulah alokasikan budget untuk mengunjungi hal yang paling ingin kamu kunjungi tersebut.
Tips 9. Beli souvenir di toko yang agak jauh dari city center.
Masing-masing orang punya cara yang berbeda untuk mengenang perjalanan mereka. Baru-baru ini aku punya ide untuk mengoleksi magnet setiap kota yang berbeda. Ide ini awalnya mulai terstimulasi saat salah seorang rekan di Indonesia memintaku untuk membelikan beliau magnet khas Inggris. Waktu itu aku pergi ke Cambridge dan membelikannya magnet, magnetnya lucu. Tapi ide mengoleksi magnet belum tereksekusi dengan baik.
Ide ini muncul lagi ketika aku pergi ke Yorkshire dan mengunjungi seorang teman, dia bilang dia mengoleksi magnet dari kota yang berbeda. Saat itu aku masih menimbang-nimbang apakah ide ini ide bagus? Barulah ide ini kueksekusi setelah diyakinkan oleh Mbak Ayodd yang memberiku oleh-oleh magnet dari Munchen. Tips dari koleksi magnet ini adalah mengunjungi toko souvenir yang agak jauh dari city center, biasanya harga yang mereka tawarkan jauh lebih murah seperti 3 buah 5 Euro atau 5 buah 10 Euro. Aku sempat membuat kesalahan dengan membeli magnet seharga 5 Euro di dekat landmark, Menara Eiffel Paris. Selanjutnya aku tidak melakukan kesalahan yang sama. Mending beli 5 Euro dapat tiga magnet kan?
Tips 10. Belajarlah bahasa lokal.
Sesungguhnya Tips ke-10 ini adalah yang paling penting. Karena aku mengunjungi beberapa negara yang berbeda, tentu saja bahasa yang mereka gunakan juga berbeda. Negara yang paling membuatku kesusahan adalah Perancis dan Spanyol. Sebab jarang sekali ada yang mau berbahasa Inggris dan aku sendiri tidak pernah belajar bahasa Perancis atau Spanyol. Berbeda dengan Jerman, Belanda, dan Belgia.
Di Jerman, aku bisa lancar berbahasa Jerman seperti yang kuceritakan di sini, jadi aku tidak mengalami kesusahan. Meski orang-orangnya berbahasa Jerman, setidaknya aku sudah pernah belajar jadi masih memahami maksud mereka. Sementara itu di Perancis atau Spanyol, rasanya aku jadi malas bicara atau bertanya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk setidaknya belajar kosakata dalam bahasa lokal yang umum dan sering ditanyakan, belajar bahasa asing sangat membantu apalagi kalau sedang pergi sendirian. Bahasa Inggris saja tak cukup teman-temanku yang budiman.
Lalu tips terakhir untuk menutup postingan ini adalah: Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya etika, adat, budaya, di negara manapun yang kamu kunjungi haruslah dihormati dan dilakukan dengan baik. Contoh nih, selama ini di London aku selalu berjalan di sebelah kiri karena kebanyakan Londoners berjalan kaki di sebelah kiri. Setelah pergi ke sejumlah kota yang berbeda, kebanyakan mereka berjalan di sisi sebelah kanan. Sehingga mau tidak mau aku juga harus ikut masyarakat sekitar untuk berjalan di sebelah kanan.
Bahasan terakhir dari postingan ini adalah Rincian Biaya, jadi kira-kira untuk jalan-jalan ke Eropa dalam 9 hari biaya seperti inilah yang kalian butuhkan:
Penting bagi kalian yang hendak jalan-jalan di Eropa, biasanya landmark di kota-kota besar Eropa itu tidak berjauhan alias bisa ditempuh dengan jalan kaki saja. Jadi sangat memungkinkan untuk menghemat biaya transportasi dengan cara tidak menggunakan public transportation sama sekali. Bila memang ingin pergi ke tempat yang agak jauh, sangat disarankan untuk membeli one day pass. Biasanya sih harga one day pass berkisar 6-7 Euro (Rp 140 ribu). Kelebihan one day pass adalah kalian tidak perlu bolak-balik beli tiket, penggunaan one day pass pun lebih menguntungkan bila memang ada niatan naik publik transportasi lebih dari 3 kali (termasuk PP). Karena biasanya tiket satu kali jalan di kota-kota besar berharga sekitar 2 Euro (Rp 40 ribu). Kalau di London sendiri, alangkah lebih baik beli Oyster card biasa tanpa perlu membeli one day pass karena sudah ada daily cap 6 GBP, sementara one day pass Oyster card London bisa mencapai harga 12 GBP. Untuk masalah tips transportasi publik di Eropa lebih lanjut, kalian bisa membaca kisah yang lengkap di postingan ini.
Lalu jangan pernah beli tiket untuk bus Hop On-Hop Off. Meski mereka memang mengantarkanmu ke semua landmark populer di kota tersebut, harganya tidak sepadan. Lebih baik naik transportasi publik berbekal aplikasi City Mapper, lebih murah.
Tips 6. Jangan terlalu sering makan di restoran.
Sebagai sobat kismin, aku sangat memahami bahwa bisa jalan-jalan di luar negeri saja rasanya sudah syukur banget. Bila memang punya rezeki yang lebih, silakan saja makan di restoran tapi jangan sering-sering. Yah walaupun harga makan di kota-kota besar Eropa lain tak semahal di London sih.
Aku biasanya menyiasati soal makan ini cukup dengan membeli dua double cheeseburger di McD. Dua double cheeseburger itu sudah cukup mengenyangkan kok. Barulah di beberapa kota lain yang kebetulan saat itu aku sedang lapar banget, aku mampir ke sejumlah restoran. Salah satunya adalah restoran Thai, Birds Thai, di Amsterdam yang set menunya hanya seharga 15 Euro dan sudah dapat porsi banyak, enak lagi. Restoran tersebut sangat ku-rekomendasikan kalau kalian kebetulan lewat jalanan di sekitar Amsterdam Central Station.
Aku juga baru makan 'proper' lagi ketika di Barcelona. Dan mungkin untuk pertama kalinya makan traditional dish Paella selama perjalanan Europe Trip-ku. Selebihnya aku makan agak reckless sih, kalau nggak Asian dish ya McDonalds saja. Kalau mau lebih hemat lagi, kalian bisa menggunakan tips dari temanku yakni bawa beras dari rumah dan ditanak di Airbnb atau hostel. Atau simply, bawa saja nasi instan yang tinggal di-microwave pabrikan Korea dan abon. Makan seperti itu sudah cukup banget.
Jangan lupa untuk bawa tumblr kemana-mana karena pasti kalian akan kehausan. Di sejumlah pusat kota terdapat kran untuk mengisi ulang air kok. Jadi pengeluaran kalian akan lebih hemat lagi dengan tidak membeli banyak minuman, cukup minum air putih di tumblr yang kalian bawa.
Tips 7. Hati-Hati pada Copet dan Peminta-Minta
Hal yang pertama dan harus dilakukan untuk menanggulangi hal ini adalah berdoa serta luruskan niat. Yang kedua, pastikan semua barang penting kamu disimpan dengan aman. Pastikan Paspor (dokumen identitas penting), Handphone, dan juga dompet diletakkan secara terpisah lalu jangan pernah lengah. Kalau bisa sih, letakkan tas di depan agar tidak mudah jadi sasaran copet. Dan sangat disarankan untuk tidak membawa uang cash terlalu banyak, lebih baik pakai kartu saja tapi jangan diisi banyak-banyak.
Di beberapa spot keramaian seperti di Menara Eiffel Paris dan Brandenburger Tor Berlin, ada segerombolan grup peminta-minta bermodus sumbangan. Kalau bisa katakan saja "Tidak" lalu melipir pergi. Dan kalau sudah muncul grup seperti itu, tetap waspada dan jangan lengah.
Beruntung selama 9 hari di Eropa kemarin, aku tidak kehilangan satu apapun. Padahal aku termasuk reckless yakni meletakkan HP di saku samping tas dan membiarkan tasku kugendong di punggung alih-alih di dada. Lalu paspor dan dompet aku letakkan begitu saja di tas, bukan di tempat tersembunyi. Kadang juga aku meletakkan Handphone di saku celana jins saja, padahal lebih baik handphone diletakkan di saku dalam jaket. Tentu saja hal ini tidak boleh ditiru teman-teman!
Lalu pastikan juga saat kamu meninggalkan tas dalam locker umum, jangan tinggalkan barang-barang berharga di dalam tas tersebut. Barang-barang berharga harus kamu bawa!
Tips 8. Hampir semua landmark gratis, di London hampir semua Museum gratis tapi di kota lain bisa jadi berbeda.
Sebagai sobat kismin yang tidak punya banyak uang, tentu saja tujuan wisata yang gratis jadi jujugan. Kalau harus bayar sudah pasti dihindari dong. Di London, hampir semua Museum gratis jadi kamu tidak perlu khawatir soal biaya. Berbeda dengan London, di Amsterdam hampir semua Museum harus bayar dan beli tiket (pre-booked) begitu pula di Madrid dan Barcelona. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut adalah kunjungi landmark saja. Landmark yang berupa monumen atau tower biasanya digratiskan. Kamu hanya perlu jalan-jalan saja dan berfoto di tempat-tempat mainstream tersebut. Biaya yang dikeluarkan untuk hal ini adalah nol!
Museum Louvre di Paris memberikan akses gratis bagi pengunjung dengan usia di bawah 26 tahun. Jadi kamu yang masih berusia 25 tahun mendapatkan keuntungan berkunjung ke museum ini gratis. Parc Guell di Barcelona juga tidak menarik biaya bagi pengunjung kok. Saran: kalau kamu memang tertarik dengan sebuah hal atau Museum, barulah alokasikan budget untuk mengunjungi hal yang paling ingin kamu kunjungi tersebut.
Barcelona Street |
Tips 9. Beli souvenir di toko yang agak jauh dari city center.
Masing-masing orang punya cara yang berbeda untuk mengenang perjalanan mereka. Baru-baru ini aku punya ide untuk mengoleksi magnet setiap kota yang berbeda. Ide ini awalnya mulai terstimulasi saat salah seorang rekan di Indonesia memintaku untuk membelikan beliau magnet khas Inggris. Waktu itu aku pergi ke Cambridge dan membelikannya magnet, magnetnya lucu. Tapi ide mengoleksi magnet belum tereksekusi dengan baik.
Ide ini muncul lagi ketika aku pergi ke Yorkshire dan mengunjungi seorang teman, dia bilang dia mengoleksi magnet dari kota yang berbeda. Saat itu aku masih menimbang-nimbang apakah ide ini ide bagus? Barulah ide ini kueksekusi setelah diyakinkan oleh Mbak Ayodd yang memberiku oleh-oleh magnet dari Munchen. Tips dari koleksi magnet ini adalah mengunjungi toko souvenir yang agak jauh dari city center, biasanya harga yang mereka tawarkan jauh lebih murah seperti 3 buah 5 Euro atau 5 buah 10 Euro. Aku sempat membuat kesalahan dengan membeli magnet seharga 5 Euro di dekat landmark, Menara Eiffel Paris. Selanjutnya aku tidak melakukan kesalahan yang sama. Mending beli 5 Euro dapat tiga magnet kan?
Tips 10. Belajarlah bahasa lokal.
Sesungguhnya Tips ke-10 ini adalah yang paling penting. Karena aku mengunjungi beberapa negara yang berbeda, tentu saja bahasa yang mereka gunakan juga berbeda. Negara yang paling membuatku kesusahan adalah Perancis dan Spanyol. Sebab jarang sekali ada yang mau berbahasa Inggris dan aku sendiri tidak pernah belajar bahasa Perancis atau Spanyol. Berbeda dengan Jerman, Belanda, dan Belgia.
Di Jerman, aku bisa lancar berbahasa Jerman seperti yang kuceritakan di sini, jadi aku tidak mengalami kesusahan. Meski orang-orangnya berbahasa Jerman, setidaknya aku sudah pernah belajar jadi masih memahami maksud mereka. Sementara itu di Perancis atau Spanyol, rasanya aku jadi malas bicara atau bertanya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk setidaknya belajar kosakata dalam bahasa lokal yang umum dan sering ditanyakan, belajar bahasa asing sangat membantu apalagi kalau sedang pergi sendirian. Bahasa Inggris saja tak cukup teman-temanku yang budiman.
Lalu tips terakhir untuk menutup postingan ini adalah: Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya etika, adat, budaya, di negara manapun yang kamu kunjungi haruslah dihormati dan dilakukan dengan baik. Contoh nih, selama ini di London aku selalu berjalan di sebelah kiri karena kebanyakan Londoners berjalan kaki di sebelah kiri. Setelah pergi ke sejumlah kota yang berbeda, kebanyakan mereka berjalan di sisi sebelah kanan. Sehingga mau tidak mau aku juga harus ikut masyarakat sekitar untuk berjalan di sebelah kanan.
Bahasan terakhir dari postingan ini adalah Rincian Biaya, jadi kira-kira untuk jalan-jalan ke Eropa dalam 9 hari biaya seperti inilah yang kalian butuhkan:
Remarks
|
Cost in Pounds
|
Rupiah
|
Tiket Bus (London - Destination Cities) | 112.76 GBP | Rp 2,24 juta |
Tiket Pesawat (Berlin - Madrid; Marseille - London) | 59 GBP | Rp 1,18 juta |
Tiket Pesawat (Indonesia - London) | 300 GBP - 700 GBP | Rp 6 juta - Rp 14 juta |
Visa | 60-70 GBP | Rp 1,2- 1,4 Juta |
Hostel/Airbnb 5 Malam | 140 GBP | Rp 2,8 Juta |
One Day Pass all cities | 63 GBP | Rp 1,2 Juta |
Food Expenses 9 days | 75 GBP | Rp 1,5 juta |
Souvenirs | 30 GBP | Rp 600 ribu |
Total
|
1,004.76 GBP
|
Rp 20,09 juta
|
Yah, jadi bagi kalian yang hendak berkunjung dan jalan-jalan di Eropa, kalian setidaknya harus menyiapkan uang sebanyak Rp 20 juta. Itu pun sudah jalan-jalan ala sobat kismin lho. Maka dari itu kalian harus bekerja keras dan menabung uang gajian kalian selama setidaknya setengah tahun untuk jalan-jalan di Eropa.
P.S: Budget ini adalah personal budget-ku, kalian bisa memodifikasi atau menyesuaikan dengan kebutuhan sendiri. Bahkan bisa menekan pengeluaran jauh lebih murah dari yang aku tulis di sini. Maka dari itu, perbanyak referensi.
P.S: Budget ini adalah personal budget-ku, kalian bisa memodifikasi atau menyesuaikan dengan kebutuhan sendiri. Bahkan bisa menekan pengeluaran jauh lebih murah dari yang aku tulis di sini. Maka dari itu, perbanyak referensi.
Sementara untuk student yang saat ini menempuh Master di Inggris, bersyukurlah. Kalian bisa mengalokasikan budget sekitar 500-600 GBP saja untuk pergi jalan-jalan ke Eropa. Jadi, luangkan waktu kalian ya dan semoga postingan ini bermanfaat!
ketawa aja lah aku lihat 20 juta
ReplyDelete