How Much Do You Need to Live in London?
Setelah lama berpikir dan menimbang, rasa-rasanya beberapa waktu terakhir aku tidak lagi mengisi blogku dengan tulisan yang berfaedah. Fun facts, lagi-lagi aku harus menghadapi kuis dan midterm dalam waktu dekat tapi otakku malah punya ide untuk dituangkan dalam halaman yang sesungguhnya tidak berfaedah-faedah amat ini. Jadi teman-teman, kali ini aku akan membagikan pada kalian seberapa banyak sih biaya hidup di London dan bagaimana hidup ala sobat kismin demi terjaminnya biaya Europe Trip di masa depan. Check this out!
Berdasarkan halaman web Expatista, cost of living di London menduduki peringkat pertama. Itupun menurut Independent, London mengalami penurunan angka living cost jika dibandingkan dengan Dublin atau Paris. Sebagai gambaran, setiap harinya seseorang butuh setidaknya 40 pounds atau sekitar 1,200 pounds tiap bulannya. Saat pengurusan visa, dicantumkan bahwa minimum living cost untuk tinggal di London sekitar 1,275 pounds per bulan atau setara Rp 22 juta ++. Dan tahukah kalian? Teman-teman Indonesia yang tinggal di London masih bisa menyimpan dana sekitar 300-400 pounds tiap bulannya lho. Betapa saktinya mereka kan? Kira-kira apa sih yang membuat orang Indonesia bisa bertahan hidup tidak sampai 40 pounds per harinya?
- Sewa Kamar/Rumah
- Konsumsi Tiap Hari
- Kuota Internet
- Transportasi
- Jajan
- Baju dan Apparel
- Miscelaneous
Sudah bukan rahasia lagi kalau sewa properti di London itu mahal. Kalau beruntung sih bisa dapat harga murah di kisaran 250-300 pounds tapi hal tersebut sangatlah jarang. Jika ada pun pastinya kondisi kamar kurang memadai. Rata-rata harga sewa kamar di London adalah 400-600 pounds. Lebih dari 600 pounds tergolong mahal, overpriced malah bila kondisi kamar tidak sesuai yang diharapkan. Contohnya adalah kamar asrama yang disediakan oleh private property, sejumlah teman-teman internasionalku memilih akomodasi semacam ini dan mereka diharuskan untuk membayar per calendar week (pcw). Sementara aku mendapatkan kamar yang cukup luas (sekitar 3 x 3 meter) dalam shared house bersama dua pasang anak Indonesia dengan harga 500 pounds (exclude bill) yang dibayar per calendar month (pcm). Harganya memang hampir 600 pounds bila include bill tapi sudah lebih dari cukup dan sepadan. Dibandingkan dengan flat temanku, tentu saja kamarku jauh lebih nyaman dari segi dimensi ruang. Bagi kamu-kamu yang ingin hidup lebih hemat dengan cara menekan biaya sewa rumah, ada pilihan untuk tinggal agak di pinggiran London tapi trade off dengan biaya commute alias transportasi dan juga harus rela jauh dari hiruk pikuk kota London. Yah, mungkin pada awalnya kamu akan berpikir, "Nggak papa aku lebih suka tempat yang tenang kok." Um well, coba aja dulu sih kan masing-masing preferensi orang memang berbeda.
Budget: 400-600 pounds per month
Yang paling bisa ditekan adalah konsumsi alias makan sehari-hari. Memang sih kalau makan di luar jatuhnya akan lebih boros. Karena harga makanan yang terbilang murah di London berada di kisaran 7-15 pounds (proper meal). Kalau fast food mah jangan ditanya, beli double cheeseburger di McD aja cuma habis 3 pounds, sandwich foot long di Subway 5 pounds aja. Bagi orang Indonesia, bisa jadi fast food adalah pilihan proper meal tapi apakah kalian betah makan ready to eat food terus? Nggak kan? Cara untuk mengakali biaya konsumsi tiap hari ini adalah dengan belanja. Dan aku sudah mempraktikkan hal ini di awal-awal kedatangan di London. Belanja 10 pounds itu sudah termasuk protein, sayur, dan side dish untuk seminggu lho. Biasanya sih aku belanja roti, susu, pasta, dan protein di tiap awal minggu. Jadi benar-benar hemat. Ketimbang makan di luar (proper meal) sekali 10 pounds, mending masak sendiri kan? Berhubung aku akhir-akhir ini sedang malas, aku tak lagi masak dengan budget 10 pounds per minggu.
Budget: 40 pounds per month
Selanjutnya adalah kebutuhan primer bagi generasi milenial yakni kuota internet. Berhubung aku menggunakan provider Giffgaff, budget untuk kuota internet yang aku siapkan adalah 20 pounds untuk dua smartphone (masing-masing 10 pounds). Aku pilih kuota 3 GB yang sebetulnya sangat cukup karena di rumah sudah tersedia WiFi, di kampus juga tersedia WiFi. Dan berhubung aku anaknya mager sekali, aku tidak terlalu membutuhkan internet untuk ke luar rumah. Maka dari itu 20 pounds saja cukup untuk kuota internet. Sementara bagi kalian yang butuh kapasitas lebih dari 3 GB, bisa coba goodybag Giffgaff unlimited yang harganya juga 20 pounds saja. Namun seperti yang kalian tahu, semua paket internet unlimited pasti akan downgrade kecepatan ketika sudah FUP.
Budget: 20 pounds per month
Urusan transportasi, awalnya kupikir transportasi di London mahal juga. Setelah tinggal cukup lama barulah aku mengerti kalau tarif mahal tersebut cukup fair. Contohnya saat naik bus, tarifnya jauh dekat 1,5 pounds tapi bisa digunakan untuk bergonta-ganti bus berbagai jurusan dalam kurun waktu satu jam. Dalam sehari setidaknya seseorang butuh 6 pounds (or less bagi pemegang student oyster card yang sudah disambungkan dengan railcard) untuk transportasi di London. Tarif 6 pounds ini berlaku bagi pemegang kartu Pay As You Go karena kebijakan daily cap zona 1-3, semakin jauh zona maka daily cap juga akan semakin meningkat (misal zona 6 daily cap 12 pounds). Biasanya anak-anak yang suka jalan/travelling lebih suka beli travelcard seharga 88 pounds tiap bulannya (untuk zona 1-3). Berhubung aku bukan tipe anak yang suka main dan lebih memilih di rumah, tarif Pay As You Go jadi pilihan yang paling pas dan murah buatku.
Budget : 6 pounds per day, 88 pounds per month, 50 pounds per month (Pay As You Go, less travelling)
Nah kebutuhan primernya sudah terpenuhi dengan budget-budget yang telah kusebutkan di atas. Jika dihitung-hitung saja, pengeluaran di atas baru mencapai 500-700 pounds saja. Bayangkan kalau kamu mendapatkan living allowance sebesar 1275 pounds, tentu saja masih sisa banyak. Untuk itu pastilah kalian butuh yang namanya hiburan, hang out, jajan, sosialisasi, you name it. Jajan dalam definisiku adalah makan di luar. Seperti yang sudah kusinggung sebelumnya, makan di luar (di daerah London) untuk proper meal berada di kisaran harga 10-20 pounds, sangat terjangkau bagi student. Kalau mau yang mahal dikit, ada. Sayangnya karena sudah terbiasa hidup sebagai sobat kismin dan makan seadanya, aku jarang menyambangi restoran-restoran yang membanderol harga lebih dari 20 pounds. Kalau pun mau makan di tempat seperti itu, bisa. Toh uang sisa Living Allowance masih sisa banyak. Sementara bagi kalian yang suka jajan dalam bentuk kopi, teh, atau snack lain justru terdapat lebih banyak pilihan. Karena rentang harga snack kecil seperti itu mulai dari 3-10 pounds saja. Bagaimana? Sudah mulai tertarik untuk tinggal di London?
Budget: 3-20 pounds
Dari semua hal yang telah disebutkan di atas, kalau masih ada sisa uang bisa banget digunakan untuk beli baju atau apparel. Ditambah lagi di London ada sejumlah brand-brand yang di Indonesia dianggap sebagai brand High-End contohnya H&M, Uniqlo, Pull & Bear. Untuk beli baju di brand-brand tersebut, tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup 20-50 pounds saja (ya meski ada juga yang harganya sampai 100 pounds ++). Setidaknya, ketika balik ke Indonesia strata sosial sudah naik kan? Padahal brand-brand yang kusebutkan sebelumnya itu termasuk brand mid-end untuk ukuran warga London.
Kalau mau lebih ngehits lagi, silakan berkunjung ke London Designer Outlet (LDO). Di sana sepatu Dr. Martens yang stereotipnya mahal bener dan juga Timberland atau Super Dry dibanderol dengan harga murah. Bahkan aku sering banget menemukan sepatu Dr. Martens yang harganya sekitar 20-40 pounds, 50% lebih murah dari harga asli yang seharusnya 100 pounds ++. Kalau mau lebih untung lagi, belanja saat boxing day. Dijamin brand-brand mewah macam Ted Baker, Victoria Secret, Zara, Timberland bakal banting harga habis-habisan. Jadi hidup jet set ala sobat kismin masih bisa dijangkau.
Budget: 40-100 pounds
Nah ketika semua kebutuhan terpenuhi, mulai dari yang primer hingga tersier tersebut, dan ternyata masih ada sisa uang. Itulah saatnya miscelaneous beraksi. Definisi poin ini adalah travelling. Ya dengan uang sisa tersebut, living allowance bisa disimpan untuk travelling Europe Trip atau UK Trip. Atau kalau memang tidak terlalu suka travelling ya bisa disimpan di tabungan Rupiah. Jadi begitu pulang dari UK bisa langsung umroh atau bahkan ternak lele. Menarik bukan?
Meski memang 1,275 pounds itu kelihatannya lebih dari cukup bagi orang Indonesia, semua kembali lagi pada individu masing-masing (terutama soal gaya hidup). Kalau memang mau hidup sederhana ala sobat kismin sih tentu masih ada sisa living allowance. Namun kalau sengaja memilih lavish lifestyle ala Raja Salman ya tentu saja jumlah tersebut tak cukup.
Bahkan menurutku, masih banyak anak-anak Indonesia yang punya tips jitu soal hidup di London daripada yang aku tuturkan dalam blog ini. Anyway, mungkin hanya segitu yang bisa kusampaikan dalam postingan kali ini. Semoga cukup membantu bagi kalian yang penasaran soal berapa banyak biaya hidup yang dibutuhkan di London. Percayalah, orang Indonesia itu hebat kok soal urusan hidup hemat. Jadi jangan khawatir soal apakah minimum living cost di London cukup bagi kalian, khawatirlah soal bagaimana harus survive jadi mahasiswa di London dengan sederet tugas dan exam 👀
P.S: Jangan pernah konversikan poundsterling ke Rupiah, jangan. Demi kesehatan jiwa dan raga 😔
Bahkan menurutku, masih banyak anak-anak Indonesia yang punya tips jitu soal hidup di London daripada yang aku tuturkan dalam blog ini. Anyway, mungkin hanya segitu yang bisa kusampaikan dalam postingan kali ini. Semoga cukup membantu bagi kalian yang penasaran soal berapa banyak biaya hidup yang dibutuhkan di London. Percayalah, orang Indonesia itu hebat kok soal urusan hidup hemat. Jadi jangan khawatir soal apakah minimum living cost di London cukup bagi kalian, khawatirlah soal bagaimana harus survive jadi mahasiswa di London dengan sederet tugas dan exam 👀
P.S: Jangan pernah konversikan poundsterling ke Rupiah, jangan. Demi kesehatan jiwa dan raga 😔
Kak, kalau boleh tahu Kakak kuliah di london itu jurusan apa ya?
ReplyDelete