Where to Eat in London: A List of Restaurants That I Have Visited
Nggak kerasa udah 3 bulan aja aku tinggal di London. Dari yang awalnya merasa "kesusahan" sampai akhirnya merasa betah karena tinggal di Ibukota Inggris ini nyaman banget. Di Inggris pun akhirnya aku mendapatkan sejumlah materi untuk diposting di blog atau vlog. Kalau kalian ingin baca-baca soal pengalamanku selama tiga bulan di Inggris, sila mampir ke tautan berikut ini. Sayangnya karena aku selalu menghargai waktu bersama teman-teman, aku tidak sempat mem-videokan semua tempat yang kami kunjungi.
Aku nggak mau sih jadi Youtubers yang pretensius dan mengorbankan waktu pribadi dengan orang-orang terdekat hanya demi views. Kata-kata Om Deddy Corbuzier yang menyindir vlogger pun cukup menusuk juga, beliau bilang, "Buat hidup di tengah kepalsuan dengan cara nge-video-in segala macam aktivitas yang kamu lakukan hari itu? Ketemu artis nge-vlog, bangun tidur nge-vlog, nongkrong nge-vlog. Hargai waktu sama teman-temanmu." Berangkat dari situ, sejumlah materi pun akhirnya aku simpan di dalam otak dan kunikmati sendiri. Baru kubagikan setelah lewat beberapa waktu, seperti postingan kuliner ini.
Mungkin menurut temanku, Rochelle yang berasal dari Amerika, kuliner di London tidak terlalu variatif dan rasanya pun nggak enak-enak banget. Di satu sisi aku setuju, di sisi lain ternyata aku sudah melanglang buana ke sejumlah restoran dan kafe di London. Dari sejumlah perjalanan tersebut, aku menemukan beberapa tempat yang sayang untuk dilewatkan. Jadi, dimana sajakah tempat kuliner yang sudah kukunjungi dan ingin kubagikan pada kalian? Simak penjelasan berikut ini:
- Eat Tokyo
Seafood Bento © Trip Advisor Eat Tokyo merupakan salah satu restoran Jepang di London yang jadi favoritku. Pertama kali dikenalkan aku langsung suka. Menu favoritku adalah Unagi Bento dengan harga 14 Pounds dilengkapi Gyoza. Untuk menu lain seperti Chicken Bento, Salmon Teriyaki Bento harganya sekitar 8-10 Pounds, tergolong standard untuk makan di restauran. Eat Tokyo ini populer karena kelezatannya (dan memang lezat banget sih) sehingga kalau ke sana, harus antri setidaknya 10 menit untuk dapat tempat duduk. Porsi yang dihidangkan pun juga besar sehingga dijamin bakal kenyang setelah makan di sini, sayangnya servisnya kurang bikin pelanggan nyaman. Para waitress terkesan buru-buru dan agak rude ketika menerima pesanan atau dimintai bill. Kesannya tuh para pelanggan disuruh makan cepat-cepat dan diusir agar cepat pergi. Kalau pelayanannya agak baik sedikit aja mungkin restoran ini bakal lebih populer. Soal lokasi, yang aku tahu Eat Tokyo berada di sekitar Covent Garden, tepatnya di Newport Place. Ada juga Eat Tokyo di Holborn, Soho Street, serta di daerah Golders Green (North London). Apakah aku merekomendasikan restoran ini pada kalian? Iya, kalian harus coba tapi kalau makan dan pesan harus cepat ya. - Spicy Grill
Spicy Grill Korean Restaurant, Golders Green © Trip Advisor Lalu ada restoran Korea yang baru saja aku kunjungi (14/12) kemarin. Restoran ini terletak di Golders Green, wilayah North London. Untuk mencapai restoran ini, dari East London (Queen Mary University) butuh waktu sekitar satu jam naik tube (Dari Central lalu ganti Northern). Restoran yang berada di zona 3 London ini menyediakan BBQ Grill. Sayangnya pas aku ke sana, kami tidak bisa memanggang daging seperti yang sering kalian temui di buffet Jepang/Korea asli. Dagingnya sudah dimasak dahulu di dapur. Satu set BBQ harganya sekitar 28 pounds, kami juga memesan Yangnyeom Chicken (Ayam goreng khas Korea yang manis pedas) 24 porsi seharga 22 Pounds. Total yang kami keluarkan untuk makan siang kemarin adalah 59 Pounds tapi kami dapat diskon karena membayar menggunakan uang cash, sehingga kami hanya perlu bayar 56 pounds. Restoran ini relatif sepi dan BBQ Set-nya pun sudah dilengkapi dengan daun perilla, kimchi, salad, saus, dan kacang. Selain BBQ Set, seperti restoran Korea pada umumnya, Spicy Grill juga menyediakan Bibimbap, Samgyetang, Tteokbokki, Japchae, serta kuliner khas Korea lainnya. Lebih baik kalau makan BBQ Set semacam ini bareng dengan 4 orang teman sehingga jatuhnya lebih murah dan kenyang. I can say that I recommend this place for you because it's really nice. Someday I'll be back and make a special vlog for you guys. - Busaba Eathai
Busaba Eathai © HandyTravelInfo.com Selanjutnya ada restoran Thailand, sebetulnya aku tidak hobi makan masakan Thailand sih. Tapi berhubung diajak oleh Flatmate jadi ya oke-oke saja toh aku juga nggak pernah makan masakan Thailand sebelumnya waktu di Indonesia. Busaba Eathai yang aku kunjungi sendiri dekat dengan Wardour Street. Sepertinya restoran ini enak karena sama seperti Eat Tokyo, untuk mendapatkan meja di restoran ini harus antri. Waktu itu aku memesan pad thai gitu. Jujur, padthainya memang enak dan segar. Mie-nya semacam mie bihun biasa tapi campuran bumbu sama perasan jeruk nipisnya bikin makanan ini segar banget. Harga Pad Thai-nya waktu itu hanya 4 pounds atau 10 pounds. Untuk minuman aku memesan Mango Juice yang sama sekali bukan tipeku. Namun karena keterbatasan pilihan minuman jadi aku memesan Mango Juice, dan subhanallah ya memang enak itu jus mangganya, berasa susu dan mangga-nya kental abis. Nggak heran kalau Busaba ini dikunjungi banyak orang. Ditambah lagi tempatnya hangat, cozy, dan pelayanannya pun bagus. Oke banget deh kalau dikunjungi. - BentoBab
© Trip Advisor Kemudian ada lagi restoran fast food Korea, aku tahu tempat ini setelah diberi tahu oleh teman sekelasku Aimee. Karena konsepnya saja sudah fastfood, dibandingkan disebut sebagai restoran tempat ini lebih tepat disebut sebagai kedai. Letaknya di daerah Aldgate, Whitechapel. Harganya sekitar 6-8 Pounds. Waktu itu aku pesan ayam khas Korea dan bento. Penyajian hidangan berada di cup plastik, kelihatannya sedikit tapi mengenyangkan juga karena sayurnya banyak, daging ikannya pun banyak. Dibandingkan Spicy Grill, BentoBab rasanya lebih strong dan ayamnya lebih lengket. Soal rasa, aku lebih cocok Spicy Grill tapi buat kalian yang lagi pengen nyoba rasa-rasa Korea, boleh lah delivery atau mampir langsung ke BentoBab. Nggak rugi kok. - Paul's Patisserie
Paul Patisserie © Dok. Pribadi Setelah makanan berat, mari beralih ke makanan ringan. Negara Western terkenal dengan kemahiran mereka di bidang kue (patisserie), nggak heran kalau banyak banget cafe penjual kue di London. Apalagi stereotip orang Inggris kan having a sip of tea with cookies or cake. Tempat ini diperkenalkan oleh Yuli, sahabatku yang merupakan seorang fans BTS. Karena kami sering banget jalan-jalan, dia menyarankan Paul dengan kue enaknya. Waktu itu aku langsung beli dua cake karena tergoda. Harga per satuannya sekitar 4-6 pounds. Aku memesan dark chocolate cake dan chocolate tartlet ditemani dengan cinnamon tea. Kuenya masya Allah enak banget banget banget. Cakenya lembut, cokelatnya nggak bikin eneg, lezatnya pas banget di lidah. Kulit tartletnya pun crispy tapi engga keras. Nikmat duniawi pokoknya. And as you can imagine, tempat ini nggak pernah sepi pengunjung. Memang pengunjung itu menggambarkan kualitas tempat ya? - SelfridgesNggak cuma Paul yang direkomendasikan Yuli kepadaku, ada satu lagi cafe di tengah mal di daerah Oxford Street yang kami kunjungi suatu waktu. Nama tempat ini adalah Selfridges, tempatnya kecil sih tapi penyajian kuenya fancy gitu. Waktu itu aku pesan Red Velvet dan teh barengan sama Yuli. Biasanya aku beli Red Velvet langganan di kedai Ibu-Ibu Cina di Stratford Centre. Hanya saja Red Velvet punya Selfridges ini rasanya lebih mewah, cakenya jauh lebih lembut, icingnya nggak bikin eneg, dan sumpah deh ini sampai ngiler mendeskripsikan rasanya saking enaknya. Emang beda sih cake Red Velvet seharga 2 Pounds sama 5 Pounds. Red Velvet ala Selfridges sukses bikin aku terlena!
- Crosstown Donut
Crosstown Donut © Trip Advisor Nah kalau yang satu ini sudah pernah muncul di vlog Gita Savitri. Anyway, sebelum dia memunculkan donat hits London ini di vlognya, aku sudah coba duluan lho dan emang enaaaakkkk!! Crosstown donut direkomendasikan oleh Mbak Ayod, teman baik Mbak Ima (flatmate-ku). Crosstown Donut yang kami kunjungi berada di Wardour Street, dekat Busaba Eathai dan harga satu pieces donat sekitar 2-3 Pounds. Waktu itu aku beli yang rasa cokelat, cinnamon, sama satu lagi lupa. Yang jelas, donat ini memang beneran enak sih. Engga bohong! Apalagi donat ini dibikin handmade, varian rasanya anti-mainstream, dan ukurannya gede gitu. Para pecinta makanan organik pun bakal suka sama donat ini karena donat ini terbilang organik. Hmm~ Jadi ngiler kan. - PranzosHabis itu ada satu lagi kuliner yang sangat hits di London yakni Peri-Peri Chicken. Peri-Peri Chicken sendiri rasanya (menurutku) mirip dengan Ayam Bakar Taliwang atau Ayam Bakar bumbu rujak, ada asin, manis, pedas, kecut. Bisa bayangkan tidak? Kalau tidak bisa berarti kalian harus coba haha. Aku hampir seringkali menemui restoran piri-piri chicken di dekat kampus atau lingkungan rumah. Namun piri-piri chicken andalan flatmate-ku adalah Pranzos. Menurut mereka bumbu dari piri-piri chicken Pranzos ini meresap masuk hingga ke dalam daging. Tapi karena mungkin aku makannya pas dingin jadi ayamnya malah berasa seperti ayam bakar buatan Ibu, enak dan bikin kangen rumah.
- Nando's
Nando's © Oxford Street - Doner Kebab
Doner Kebab © Yelp Kalau yang satu ini pertama kali dengar dari 9gag, terus Gita Savitri juga pernah menyebut brand fast food kebab ini di blognya. Menurut 9gag, Doner Kebab ini franchise fast food kebab terbesar dan paling populer di Jerman. Sayangnya orang-orang Inggris jarang tahu soal ini. Dibandingkan Kebab Turki Baba Rafi, jelas lah Doner Kebab menang kemana-mana. Lah wong Kebab Turki Baba Rafi itu nggak bisa dibilang kebab karena dagingnya dikit amat, bukan daging asli lagi. Dengan membayar 5 Pounds saja, kamu bisa mendapatkan kebab dengan daging dan sayur yang banyak. Rasa dagingnya itu pas, asin dan lezat, panggangan dagingnya pun pas krispi tapi nggak alot saat dimakan. Satu porsi Doner Kebab pun bisa bikin kenyang seharian. Pas aku rekomendasikan Doner Kebab ke temanku yang bule, dia juga mengakui bahwa Doner Kebab ini enak. Uniknya, aku baru menemukan 2 branch saja di London dan keduanya berada di East London, satu di Stratford, satu di Mile End. Mungkin karena East London mayoritas Muslim jadi Doner pun mendekati pangsa pasar Muslim yang prefer halal food. Hmm nice! - Subway
Selanjutnya ada fast food yang sering banget nongol di K-Drama, Subway. Di Indonesia, Subway masih jarang ditemukan. Dan kayaknya sih karena harganya terbilang mahal serta kebiasaan orang Indonesia yang nggak kenyang kalau gak makan nasi, nggak begitu demen sandwich membuat Subway kurang ngehits di Indonesia. Kupikir awalnya Subway itu juga cuma snack, setelah mencoba membeli ukuran long ternyata Subway itu makanan berat pemirsa bukan cuma snack. Harganya sekitar 5-6 pounds tapi sudah bisa bikin kenyang seharian. Favoritku adalah isian tuna dengan keju dan sayur modifikasi yakni paprika, jalapeno, kubis, dan bawang merah. Berbeda dari Subway yang ada di K-Drama yang potongannya kecil, potongan Subway dengan ukuran long di Inggris gede banget. Pas makan lalu teringat Oppa-Oppa yang nraktir ceweknya hahahaha~
- Coco Bubble Tea
© Ewinee.com Nggak cuma makanan, ada juga penjual minuman yang enak banget selama aku berada di London. Mungkin di Indonesia sekarang lagi musim Thai Tea macam DumDum, Cha2Chak, dsb tapi di Inggris masih musim Bubble Tea (minuman kesukaan Oh Sehun). Ada satu bubble tea yang direkomendasikan oleh temanku berkebangsaan Cina, Sharon. Nama Bubble Tea tersebut adalah Coco, katanya sih ini bubble tea paling enak sejagat London. Dibandingkan Chatime sekalipun. Aku sendiri nggak begitu hobi minum Thai Tea atau Bubble Tea, namun kalau boleh bilang Coco memang enak teman-teman! Biasanya aku nggak suka minuman yang ada mutiaranya gitu kan, nah bubble (mutiara) di Coco ini tuh enak! Rasanya bener sih kayak dari tepung tapioka gitu tapi dia kenyal sekaligus ngenyangin, manisnya pas lagi, nggak bikin eneg. Coco Bubble Tea yang kurasakan kemarin pun kental, rasa susunya kuat, dan tehnya segar. Nggak heran sih kalau banyak banget anak-anak Asia Timur yang mampir ke Coco di daerah Chinatown ini. Harganya cuma 3.5 pounds lagi. Buat kalian yang menggemari bubble tea, wajib deh berkunjung ke Coco. Eh jangan lupa ngabarin Oh Sehun soal hal ini ya, dia pasti suka! - Wafflemeister
Wafflemeister London © pinterest - Whittard Yang terakhir adalah Whittard, cafe minum teh yang supercozy. Tahu kan kalau orang Inggris itu punya kegemaran minum teh? Makanya nggak heran kalau ada toko khusus teh lengkap dengan cafenya. Lagi-lagi aku tahu tempat ini dari Yuli karena dia merupakan anak yang suka minum teh. Kalian bisa pilih bermacam teh yang disajikan di cafe ini. Mulai dari teh hitam biasa (ala Indonesia), teh herbal, teh hijau, teh rose, teh melati, teh macam-macam pokoknya. Harganya 5 Pounds satu pot tapi bisa dipakai sharing. Selain teh, mereka juga menyediakan kukis kecil sebagai teman camilan sambil ngobrol. Tempatnya nyaman banget tapi desainnya cenderung sangat feminim. Tehnya enak dan segar. Bagi kalian yang ingin beli teh doang (untuk diseduh di rumah) juga bisa karena mereka menyuplai teh buatan tangan. Ada juga berbagai souvenir minum teh seperti teko dan cangkir yang super lucu. Ditambah lagi, kalau jadi pelanggan Whittard, kalian bakal dapat kupon yang distempel tiap habis beli dan kalau sudah mencapai 10 stempel, kalian bakal dapat teh gratis hahaha.
Coba bandingin Whittard sama Mei Leaf dong kalo sempet. Sa ngikutin youtubenya Mei Leaf, si ownernya, Don Mei, kelihatan passionated banget sama teh, spesifiknya teh cina. Kalau Whittard lebih ke chinese atau western tea?
ReplyDeleteWhittard lebih ke Western tea mas Hanip, aku belum pernah nyoba teh lain sih. Karena minuman favoritku adalah teh tarik hahaha
Delete