Deis, Agnostik, dan Syariah
Sepertinya judul postingan ini serem banget gitu ya? Deis, Agnostik. Bagi yang belum mengerti apa itu Deis silahkan kunjungi ini begitu pula bagi yang belum mengerti Agnostik silahkan kunjungi link berikut. Mungkin memang judul postingan ini agak memprovokasi atau menimbulkan rasa penasaran, tapi sebenarnya postingan ini hanyalah sekedar postingan curhatan. Iya curhatan saya sebagai penulis dan pemilik blog random ini. Dan kebetulan kemarin saya lagi-lagi membangun percakapan agak berat dengan salah seorang teman dan hasilnya adalah postingan ini.
Kemarin saya menggunakan jilbab syar'i, yaitu jilbab yang panjang hampir sepinggang dan begitu longgar. Jilbab ini biasa digunakan oleh muslimah yang tak mau bersentuhan dengan yang bukan mahram. Jilbab ini biasa digunakan oleh muslimah yang hafalan ngajinya subhanallah amazing. Jilbab ini biasanya digunakan muslimah yang shalat lima waktu dan sunnahnya teratur dan istiqomah. Jilbab yang biasanya digunakan oleh muslimah yang sudah menggunakan bahasa arab dalam kehidupannya sehari-hari, seperti memanggil 'mbak' sebagai 'ukhti', atau 'mas' sebagai 'afwan/ikhwan', aku sebagai 'ana', dan kamu sebagai 'anta'. Sementara saya? Belum saya belum memasuki fase seorang Muslimah syar'i level lanjut.
Saya menjawab pertanyaannya seperti yang saya tuliskan dalam blog ini. Wahai temanku, sesungguhnya aku masih ragu meski Islam adalah rahmatan lil alamin. Sesungguhnya aku masih ragu apakah benar islam adalah keyakinan yang paling benar buatku dan bagi alam ini? Meski kini aku tak lagi menyangsikan keberadaan Tuhanku.
Iya, di tahun 2012 saya mempertanyakan eksistensi Tuhan, Allah saya menyebutnya. Saya tercuci otak oleh propaganda dan artikel-artikel yang membuat keimanan saya sedikit lagi luntur. Saya mempertanyakan kebenaran Islam. Mengapa saya mempertanyakannya? Karena di jaman akhir seperti ini, sebagian orang muslim atau lebih tepatnya mengaku muslim telah berbuat kerusakan yang begitu banyak di muka bumi. Sementara pedoman umat Muslim sendiri memerintahkan orang muslim untuk menjaga bumi ini. Apabila dilihat dari hal semacam itu tentu saja yang salah adalah manusianya bukan? Hal ini membuktikan bahwa ternyata keyakinan tidak menjamin kebaikan akhlak seseorang. Atau kebetulan orang tersebut memang tidak mempelajari keyakinannya dengan baik dan benar.
Saya mengalami perjalanan begitu panjang dari seorang muslim yang lumayan taat, lalu menjadi seorang yang terombang-ambing hampir menjadi atheis/agnostik, lalu kembali lagi ke jalan Allah. Memang belum sepenuhnya menjadi hamba Allah yang pantas, namun saya bersyukur Allah telah menunjukkan berbagai macam pikiran suudzon saya terhadapnya dulu dan betapa dengan mudahnya Ia membolak-balikkan hati saya. Saya ingin mempelajari keyakinan saya, dan berangkat dari hal itu saya ingin membuktikan bahwa segala hal yang dijelaskan dalam Al Qur'an maupun hadits dapat dibuktikan secara rasional atau sains. Agar tak ada lagi keraguan dalam diri saya. Karena pada hakikatnya Islam akan memudar seiring berjalannya waktu.
Yang saya takutkan adalah memudarnya Islam. Bagaimana saya bisa mengajarkan Islam kepada anak saya nanti apabila saya tak mampu menjawab pertanyaannya secara empiris dan rasional? Karena saya sendiri tak puas hanya dengan jawaban "Wallahu alam" atau "Hanya Allah yang Tahu". Memang ada beberapa hal yang tidak bisa dinalar manusia, tapi mesti ada beberapa hal pula yang dapat dijelaskan secara saintifik tanpa mengada-ada atau termakan doktrin agama. Sebab orang-orang yang terlalu termakan dogma tak mampu memberi penjelasan rasional.
Sebetulnya yang mampu mengubah seseorang adalah amal ibadahnya. Ya kalau kamu sudah melaksanakan sholat dengan benar insya Allah akhlakmu juga akan bertambah baik.
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting my blog, kindly leave your comment below :)
In a moment, I can't reply your comments due to error in my account when replying. But I make sure that I read every single comment you leave here :)