Salah Jurusan [?]
Selamat pagi pembaca, meskipun ane tahu jarang banget ada yang mau baca postingan ane yang macamnya begini. Nah, setelah seminggu ane terkungkung dalam belantara kehidupan nyata sehingga tidak sempat ngeblog maka hari ini ane kembali lagi ke dunia maya dan mengurusi blog ane tercinta. Kali ini, ane engga ngebahas film atau ngeresensi buku atau ngeshare opini idealis ane. Pada kesempatan kali ini ane mau curhat sedikit mengenai suka duka ane menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan postingan kali ini masih berhubungan dengan postingan di tumblr ane, ini postingannya.
Jadi, dalam postingan tersebut ane sudah bercerita apa sih sebenarnya cita-cita ane dan sayangnya ane terdampar di belantara kertas-kertas tagihan, lembar-lembar jurnal akuntansi, dan angka-angka laba/rugi perusahaan. So, pernah suatu kali ane merasa bahwa ane salah jurusan.
Well, mahasiswa mana yang merasa nyaman dengan jurusan yang bukan kehendak hatinya? Ane salah satu contohnya, mengambil prodi akuntansi sebagai penjamin masa depan bukan karena ane benar-benar memiliki passion di sana. Walhasil, meski beberapa mata kuliah memang lebih mengandalkan logika dan kemampuan berbicara masih saja ane engga menyerap banyak ilmu yang ane dapatkan karena apa? Ya, balik lagi karena ane engga mencintai cabang ilmu ekonomi.
Sesungguhnya ane ini berbakat di dunia sastra (menurut ane). Ane suka banget dengan keindahan, keharmonisan, keseimbangan, dan keunikan yang disuguhkan oleh cabang ilmu seni dan kesusastraan. Masalahnya adalah mau jadi apa kalau saya ambil sastra? Hal ini sebenarnya tidak bermaksud rasis atau memandang sebelah mata jebolan fakultas seni dan sastra. Tapi, di negara saya khususnya para seniman masih kurang dihargai dan tentu saja masa depan tidak terjamin cerah. Jadi, ane anggap saja salah satu bakat ane di sastra itu hanya membutuhkan sebuah penyaluran.
Dan apakah ane salah jurusan? Tidak, tidak sepenuhnya ane salah jurusan. Ane suka berpikir logis dan merangkai-rangkai kemungkinan ke dalam jurnal akuntansi, ane suka cara penghitungan yang mengharuskan keseimbangan kedua sisi debet dan kredit, ane suka mengikuti perkembangan perekonomian bangsa dan negara dan ane benar-benar mulai tertarik untuk menjadi seorang appraisal atau akuntan publik. Jadi, mindset ane yang mengatakan bahwa ane salah jurusan itu ane buang jauh-jauh dan ane mulai mepertimbangkan kemungkinan terbaik apa saja yang bisa ane lakukan kalau ane mau menseriusi bidang akuntansi ini.
Sedangkan bakat ane mau dikemanakan? Well, bakat ane itu sayang banget dibuang jadi ane berminat mengasahnya melalui hobi dan rencananya ane mau ikut kursus atau komunitas seni biar bakat ane semakin kinclong. Dan ane pikir, bakat ane dalam dunia sastra dan seni bisa dipelajari sebagai hal sampingan bukan hal utama. Toh, sastra dan seni bisa dipelajari meski tidak di dalam kelas bukan? Selain itu, mempelajari banyak hal lantas tak akan membuat kita semakin mundur malah semakin maju.
Nah, apa sih tujuan ane bikin postingan ini? Ane cuma mau berbagi pengalaman dan apa yang sudah ane rasain selama menjadi mahasiswa salah jurusan. Bagi kalian yang mau masuk perguruan tinggi, tentukan apa yang benar-benar bisa menjamin masa depan kalian dan apa yang benar-benar kalian inginkan. Toh, kalau kalian merasa salah jurusan kalian masih punya waktu kurang lebih tiga tahun untuk menyesuaikan diri dan menjadi yang terbaik di bidang yang bahkan tidak kalian sukai itu. Kalau memang hobi/passion kalian tidak berada di sana, masih ada komunitas, teman-teman, dan UKM yang bisa mendukung kalian. Dan jangan lupa satu hal, jangan takut kalian dari IPA atau IPS, dari SMA atau SMK karena begitu masuk perguruan tinggi selama kalian memiliki tekad kuat untuk belajar kalian akan bisa mengikuti ilmu yang diberikan apapun itu, memiliki banyak ilmu justru mengasyikkan bukan?
tetep semangArt beb! ;D
ReplyDeletewaaa serasa punya temen nihh , Saya juga suka sastra , tp lingkungan pekerjaan menuntut Saya buat ngambil jurusan ekonomi :(
ReplyDeletewaah serasa ada tmennya nih , Saya juga ngerasa passion Saya di jurusan Sastra , cuma lingkungan pekerjaan yang nuntut Saya buat ngambil jursan ekonomi kedepannya , masih galau banget huhu
ReplyDelete