Harry Potter dan Saya
Slytherin - My Dorm |
Harry Potter! Fuckyeah, siapa sih yang engga kenal sama penyihir ganteng berkacamata bulat dan memiliki bekas luka sambaran petir di dahi rekaan J.K Rowling ini? I think everybody knows him well. Tante Rowling bahkan menjadi penulis tersukses dengan septalogi Harry Potter ini, karena apa? Ya! Karena dunia sihir yang diciptakan hanya dalam imajinasi Tante Joanne Kathleen ini sukses meracuni imajinasi hampir semua anak-anak dan remaja di dunia. Jadi, sangat tidak mengherankan kalau penyihir yang hampir saja tidak dikenal anak-anak di dunia ini tidak terkenal karena petualangan sihirnya yang amazing.
Jujur, ane adalah salah satu maniak si ganteng Potter itu. Setidaknya setahun lalu sebelum filmnya benar-benar berakhir. Pertama kali mengenal Potter, Saya masih duduk di kelas 5 atau 4 SD. Tahun 2000 kalau tidak 2001 film pertama HarPot, The Philosoper's Stone (UK)/Sorcerer's Stone (US) muncul. Saat itu persewaan VCD merupakan bisnis terlaris (sebelum memasuki era download mendownload), Ayah saya menyewakan sebuah kaset Harry Potter dan saya hanya memalingkan mata untuk film itu *meh!
Cover Indonesia (US) |
Barulah ketika Saya menginjak kelas enam SD tepatnya tahun 2005 ketika pengerjaan HarPot ketiga dilakukan Saya baru tertarik untuk mengikuti serial penyihir yang bersekolah di Hogwarts ini. Awalnya, teman saya punya buku HarPot pertama (dan karena saya maniak membaca) saya meminjamnya untuk saya baca. Petrificus Totalus! Saya membeku, terperangah, tersihir oleh mantra yang dirapal dalam perkamen-perkamen Gramedia yang saya pegang. Seketika itu Saya memutuskan untuk menyewa VCD Harpot yang pertama dan kedua, And The Chamber of Secrets.
Nah, pas Saya menginjak masa anak baru gede (berseragam putih biru) saya makin ngefreak sama Harry, Ron dan Hermione. Apalagi, waktu itu sedang heboh-hebohnya Harpot seri keempat, And The Goblet of Fire. Jadi, Saya mencari kenalan teman-teman Saya yang juga tertarik dengan buku dan film Harpot. Beruntungnya saya nemu teman-teman yang sesama freak sehingga memudahkan saya untuk meminjam buku Harpot (maklum saya tidak punya banyak uang untuk beli buku Harpot yang tebel-tebel itu). Jadi, setelah membaca buku nomor satu di kelas 6 SD saya melanjutkan membaca buku nomor 2 (punya Shanti), 3 (punya Yulianita), 5 (nyewa di perpus), 6 (punya Tika), 4 (pinjam perpus juga ini kayaknya) dan terakhir 7 (punya Asti-waktu kelas 3 SMP). Dan filmnya, ane mulai marathon dari pinjem Mori (Harry Potter and The Prisoner of Azkaban), nonton di rumah Yulianita (And The Goblet of Fire), nonton ke bioskop waktu ultahnya Rimanti (And The Orde of Phoenix), download karena waktu itu ngantri panjang di Matos tapi dapat show yang jam enam T^T (And the Half Blood-Prince), nonton sama mantan (and The Deathly Hallows I dan II).
Cover UK |
Kalau ditanya, yang mana buku favorit Saya? Jelas akan saya jawab seri terakhirnya, Deathly Hallows berikutnya ada Goblet of Fire dan disusul Prisoner of Azkaban. Begitu pula filmnya, dengan urutan yang sama Deathly Hallows lah yang paling saya suka. Kenapa? Ya karena bukunya menyimpan begitu banyak tragedi dan twist dimana-mana bikin saya senang dan sedih bebarengan, bikin saya menyayangkan kenapa cerita Harry harus berakhir? Filmnya? Karena penggarapannya sesuai dengan imajinasi sayaaa *hiperbolis* Sungguh memang dua film pamungkas Potter benar-benar menggambarkan imajinasi yang saya bayangkan ketika membaca bukunya.
Kalau seri yang paling dibenci? Buku dan film nomor 5! Bukunya tebal 1.300 halaman dan ceritanya berputar-putar begitu saja, membuat saya mati bosan! Bisa saya bilang buku nomor 5 itu wasting time dan antiklimaks, begitu pula filmnya yang ekseskusinya bikin saya kecewa setengah mati. Tidak ada perkembangan karakter!
Dan saking ngefreaknya sama Harpot saya sampai pernah meniru membuat laskar Dumbledore, membuat komik yang apparelnya mirip-mirip seragam Hogwarts dan mencatat semua mantra baik yang ada di buku dan film dalam sebuah notes (bahkan hampir menghafal semua mantranya) dan detail kecil dan segala Trivia itu selalu saya ingat.
Saya kangen sekali dengan Harry Potter dan selalu menahan tangis saya ketika saya menonton kembali film terakhirnya lalu berkata "Kenapa petualangan Harry begitu cepat selesai?"
dan selamat, Harry Potter (gadungan) telah meninggalkan jejak disini.
ReplyDelete<- pernah dibilang mirip Harry Potter sama guru :|
hahaha..
Astaga! Boleh minta tanda tangannya engga?
Delete*kepoin blog* aku ngefans HP baru pas kelas 3 smp tahun 2005 kayaknya, gara-gara baca buku HP 6 XD terus udah nonton semua filmnya sih dan bulan ini udah selesai baca HP 1-4, kok jadi ragu ya mau baca HP 5 hahaha
ReplyDeleteTapi penilaian saya itu sebetulnya sangat subjektif hahaha
DeleteSilahkan aja kalau mau baca, kalau saya sih ogah :D
wkwkwk aku udah baca bab 1 kemarin yg HP 5, aku malang-singosari mbak, dulu anak UB, tetanggaan ya kampusnya :) mbak malang mana? udah aku bales di postinganku yg kkb GA sih tapi pasti nggak masuk ke notifnya mbak.
DeleteSelamat membaca kalau gitu mbaak hehe. Hoalah anak UB juga? Dulu saya anak Singosari juga loo mbak hehehe. Iyaa gak masuk, saya harus ngecek manual :D
Delete