Aremaku Sayang Aremaku Malang
Sudah berjalan hampir setengah musim. Kini tim kebanggaan Kota Malang, Arema Indonesia. Yang awalnya terjadi dualisme kepemimpinan kini malah menjadi triple. Yang semula sudah berada di tangan Rendra Krisna, kemudian diambil alih M.Nur dan Luki Acub Zainal. Kini menjadi pecah kubu lagi.
Sekarang Arema terpecah menjadi 3, yang bertanding dalam 2 liga, tetapi suporter tetap 1 Aremania.
Namun, apakah tetap satu?
Pagi hari tadi saya membaca koran, yang menyatakan bahwa suporter Arema kini juga mulai terpecah. Beberapa orang dari mereka tetap menganggap Arema yang bermain di liga manapun tetaplah Arema Malang. Beberapa orang lagi menganggap Arema yang sepatutnya di dukung adalah yang bermain di ISL. Sedangkan yang IPL mereka tak ingin mendukung alias memboikot. Lantas Aremania golongan kedua ini menuduh Aremania golongan pertama sebagai golongan Arema Munafik.
Loh? Loh?
Bukannya kita ini satu jiwa?
Satu kota?
Satu suporter? Yang selalu mendukung Arema?
Apakah ini dampak dualisme kepemimpinan PSSI dan Manajemen Klub?
Apakah karena terjadinya perpecahan di kubu orang-orang yang berkepentingan bisa menjadi pemicu terpecahnya suporter juga?
Bukankah kita ini seharusnya tetap mendukung Arema dimanapun mereka bertanding? Kita punya semboyan 'Tidak kemana-mana ada dimana-mana'. Lalu dimanakah semangat juang kita bersama untuk mendukung Tim Kebanggaan kota kita?
Kita tak sepatutnya meniru tingkah orang-orang golongan atas yang telah mencerai-beraikan persepakbolaan Indonesia. Justru kita sebagai suporter terkompak dan terkreatiflah yang seharusnya selalu menyuarakan perdamaian. Seharusnya kitalah yang bisa mempersatukan lagi dunia persepak bolaan kita yang telah tercerai-berai.
Salam satu Jiwa!
Kapankah Arema dan juga Aremania bersatu kembali?
Aremaku Sayang, Aremaku Malang
Sekarang Arema terpecah menjadi 3, yang bertanding dalam 2 liga, tetapi suporter tetap 1 Aremania.
Namun, apakah tetap satu?
Pagi hari tadi saya membaca koran, yang menyatakan bahwa suporter Arema kini juga mulai terpecah. Beberapa orang dari mereka tetap menganggap Arema yang bermain di liga manapun tetaplah Arema Malang. Beberapa orang lagi menganggap Arema yang sepatutnya di dukung adalah yang bermain di ISL. Sedangkan yang IPL mereka tak ingin mendukung alias memboikot. Lantas Aremania golongan kedua ini menuduh Aremania golongan pertama sebagai golongan Arema Munafik.
Loh? Loh?
Bukannya kita ini satu jiwa?
Satu kota?
Satu suporter? Yang selalu mendukung Arema?
Apakah ini dampak dualisme kepemimpinan PSSI dan Manajemen Klub?
Apakah karena terjadinya perpecahan di kubu orang-orang yang berkepentingan bisa menjadi pemicu terpecahnya suporter juga?
Bukankah kita ini seharusnya tetap mendukung Arema dimanapun mereka bertanding? Kita punya semboyan 'Tidak kemana-mana ada dimana-mana'. Lalu dimanakah semangat juang kita bersama untuk mendukung Tim Kebanggaan kota kita?
Kita tak sepatutnya meniru tingkah orang-orang golongan atas yang telah mencerai-beraikan persepakbolaan Indonesia. Justru kita sebagai suporter terkompak dan terkreatiflah yang seharusnya selalu menyuarakan perdamaian. Seharusnya kitalah yang bisa mempersatukan lagi dunia persepak bolaan kita yang telah tercerai-berai.
Salam satu Jiwa!
Kapankah Arema dan juga Aremania bersatu kembali?
Aremaku Sayang, Aremaku Malang
kita tidak bisa menyalahkan aremania, mereka hanya korban dari elit manajemen di arema. mereka telah dibuat bingung oleh ulah mereka. jadi mereka berhak menentukan arema mana yang akan didukung mereka. itu konsekwensi yang harus diterima dari keegoisan manajemen
ReplyDelete